JAKARTA - Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) akan membahas dan menentukan jatah "wild card" atlet ke Olimpiade London 2012 setelah pelari nasional Dedeh Erawati gagal kualifikasi. "Dengan gagalnya Dedeh, kami akan membahas siapa yang pantas mendapatkan jatah 'wild card' untuk satu atlet putri itu ke Olimpiade London," ujar Kabid Binpres PB PASI Budi Darma Sidi di Jakarta, Senin (2/7).
Budi mengungkapkan Dedeh Erawati yang mengikuti kejuaraan Asian All Stars di Almaty, Uzbekistan pada tanggal 30 Juni--1 Juli itu gagal meraih limit B untuk bisa berlaga di Olimpiade London. Pada kualifikasi lari gawang 100 meter itu Dedeh hanya mendapat medali perunggu setelah finis di urutan ketiga dengan catatan waktu 13,20 detik.
Pelari tuan rumah, Natalya Ivoninskaya, tampil juara dengan catatan waktu 13.09 detik, sedangkan posisi kedua pelari Kazakhstan lainnya, Anastasiya Pilipenko (13.19 detik). Kegagalan Dedeh untuk lolos limit waktu yang ditentukan tak lepas dari ketatnya persaingan.
"Kejuaraan Asian All Stars itu diikuti oleh para pelari terbaik dari Asia maka persaingannya memang sangat ketat," ujarnya. Ditambahkan Budi Darma, sebagian besar pelari yang turun dalam kejuaraan tersebut juga mengusung target yang sama untuk bisa lolos ke Olimpiade.
Sebelumnya, Dedeh telah mengikuti beberapa kejuaraan sebagai persiapan pemanasan sebelum kualifikasi Olimpiade dan dia sempat memecahkan rekor nasional di Taiwan Open beberapa bulan lalu dengan catatan waktu 13,18 detik.
Pengurus Besar PASI memberikan kesempatan kepada Dedeh agar mengikuti kualifikasi di Kazakhstan, dan diharapkan mampu menjadi atlet lari gawang Indonesia yang bisa menembus limit B untuk tampil di Olimpiade.
Dengan gagalnya Dedeh, PB PASI akan menggodok atlet putri yang pantas mendapatkan "wild card". Indonesia mendapat dua jatah, dan satu lainnya sudah dimiliki oleh atlet sprinter putra Fernando Lumain.