REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menyusut, jumlah atlet Indonesia yang berlaga di Olimpiade XXX London 2012, dibandingkan empat tahun lalu di Beijing. Pada Olimpiade XXX London 2012, jumlah atlet Merah Putih yang dikirim sebanyak 21 orang, sedangkan di Olimpiade XXIX Beijing 2008 mencapai 24 orang. Pekerjaan besar bagi pemangku dunia olahraga di tanah air menuju Olimpiade XXXI Rio de Jenairo 2016.
Ketua Komisi Atlet Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Ade Lukman, ketika ditemui di kantornya, Jakarta, Rabu (4/7),angkat bicara soal minimnya atlet Indonesia yang tampil di Olimpiade XXX London 2012. "Dibandingkan Olimpiade Beijing memang atlet yang akan berlaga di Olimpiade London lebih sedikit. Salah satu faktor karena banyaknya agenda olahraga yang harus diikuti atlet Indonesia," jelasnya.
Karena itu, menuju Olimpiade XXXI Rio de Jenairo 2016, KOI bersama pemangku dunia olahraga lainnya di tanah air, kata Ade, akan menyusun strategi perencanaan olahraga yang matang dan bersinergi. Jadi, harus ada pengelolaan ajang olahraga apa saja yang akan diikuti untuk level tertinggi.
"Menuju Olimpiade Brasil 2016 mendatang, pembinaan harus difokuskan pada cabang-cabang olahraga yang dimainkan di olimpiade. Apalagi di Rio de Jenairo nanti akan ada tambahan cabang olahraga Golf dan Rugby. Jadi try out dan pembinaan atlet sejak dini, termasuk mengikuti babak kualifikasi olimpiade harus dilakukan," papar Ade.
Sebuah prestasi yang dicetak di dunia olahraga itu, bagi Ade, mahal harganya. Ia mencontohkan, untuk satu medali emas yang diraih di ajang olimpiade disetarakan dengan uang senilai satu juta poundsterling. "Saya lupa dari mana tolak ukur itu. Yang pasti prestasi itu mahal harganya," ujar Ade.
Masih menyoal minimnya jumlah atlet Indonesia yang berlaga di Olimpiade XXX London 2012, Sekretaris Umum Satlakprima Utama dan Muda, Agus Mauro, menambahkan kondisi ini adalah potret dunia olahraga di tanah air saat ini. Menurutnya, bukan tanpa alasan jumlah atlet Merah Putih yang berlaga di olimpide semakin minim.
"Banyak hal yang menyebabkan jumlah atlet Indonesia yang tampil di Olimpide London lebih sedikit. Misalnya, untuk cabang olahraga bola voli, terjadi perebutan yang luar biasa di tingkat Asia. Apalagi Australlia juga masuh di kualifikasi regional Asia," papar Agus.
Selain itu, Agus menambahkan atlet-atlet di kawasan Asia Tenggara saat ini juga sedang memasuki masa kebangkitan. Sebut saja atlet-atlet dari Thailand, Filipina dan Myanmar. Jadi, imbuh Agus, terjadi perubahan demografis peta kekuatan di dunia olahraga.