REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Meski sudah resmi dilepas oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk bertanding di Olimpiade di London, tetapi urusan pendanaan sepenuhnya belum selesai. Ketua Chief de Mission (CDM) kontingen Indonesia untuk Olimpiade, Erick Thohir, menegaskan persoalan keuangan jelang Olimpiade seharusnya tidak boleh terlalu mengganggu konsentrasi para kontingen. Meskipun ia mengakui hal tersebut pasti ikut berpengaruh.
“Saya rasa dengan gonjang-ganjing yang terjadi, pasti mengganggu. Tetapi, mereka adalah fokusnya bertanding. Kalau problem keuangan atau problem fasilitas, itu problem saya sebagai pimpinan,” katanya saat ditemui usai pelepasan para kontingen di Istana Negara, Senin (16/7).
Menurutnya, pemerintah menjanjikan dana untuk para atlet baru akan dicairkan pada H-5. Namun, untuk keperluan akomodasi lainnya, kata dia, sudah selesai karena ada kerja sama dengan beberapa sponsor. “Pemerintah menjanjikan H-5, ya kita tunggu, tapi dari sponsor saya rasa sudah untuk down payment, saya rasa itu sangat menolong,” katanya.
Meski begitu, ia mengharapkan hal ini tidak mengusik konsentrasi para kontingen. Ia sendiri menginginkan agar para atlet bisa fokus dan mencapai target yang diinginkan masing-masing cabang. Apalagi, tradisi memperoleh emas diharapkan bisa dipertahankan.
Sementara itu, ditemui ditempat yang sama, Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora), Andi Mallarangeng membenarkan persoalan dana tersebut. Ia menyatakan ada aturan dari Kementerian Keuangan yang baru akan mencairkan dana pada H-5. “Itu ketentuan dari Kemenkeu. Sebelumnya memang memakai model block grant, sekarang swakelola yang turunnya pada H-5,” katanya.
Menurutnya, pihaknya telah berkomunikasi dengan Kemenkeu untuk mencari bentuk yang paling pas untuk pendanaan kontingen olahraga Indonesia. Tetapi, ia memastikan persoalan dana akan berjalan dengan baik karena ikut disokong oleh para sponsor.