REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Sekelompok atlet AS melakukan protes lewat Twitter, Ahad (30/7), terkait peraturan iklan selama Olimpiade yang didesain untuk melindungi para sponsor Olimpiade.
Beberapa atlet termasuk Dawn Harper, juara lari 100 m gawang di Beijing empat tahun lalu, menggunakan situs jejaring sosial untuk menyerukan agar pembatasan dapat lebih longgar. "Saya merasa terhormat menjadi atlet Olimpiade tetapi #kamiinginperubahan #peraturan40," tulis Harper di Twitter disertai foto sekelompok atlet AS di ruang tunggu.
Sasaran protes mereka adalah peraturan 40 dalam Piagam Olimpiade yang melarang atlet menjadi bintang iklan perusahaan lain kecuali sponsor selama Olimpiade. Peraturan itu melindungi 11 perusahaan internasional seperti Visa, McDonald, dan Coca Cola yang membantu pendanaan Olimpiade sekitar 100 juta dolar AS (Rp 947,5 miliar) setiap empat tahun untuk menjadi sponsor Olimpiade musim dingin dan musim panas.
Perusahaan dan sponsor Komite Olimpiade Nasional dibebaskan melalui peraturan itu untuk mencegah apa yang disebut "serangan pasar", perusahaan bukan sponsor mendapatkan publikasi gratis di belakang Olimpiade.
Meskipun demikian, pengekangan itu berarti bahwa para atlet harus memutus kontrak dengan sponsor pribadinya justru di saat mereka menikmati menjadi pusat sorotan. Pedoman dikeluarkan bagi para atlet dan agensi sebelum Olimpiade untuk memperingatkan bahwa mereka bisa dikeluarkan dari Olimpiade jika melanggar aturan.
Komite Internasional Olimpiade (IOC) secara aktif mendorong para atlet menggunakan media sosial selama Olimpiade yang dibuka Jumat. Meskipun pedoman "blogging" juga harus mengikuti aturan dalam periklanan.