Selasa 31 Jul 2012 13:14 WIB

Olimpiade Ubah Persepsi Soal Atlet Muslimah

Rep: Agung Sasongko/ Red: Hafidz Muftisany
Mansour Al-Hamad
Foto: canada.com
Mansour Al-Hamad

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Air mata jatuh seketika ketika Mansour Al-Hamad bersiap mengikuti cabang menembak Olimpiade London 2012. "Alhamdulillah, mimpi saya jadi kenyataan," papar dia seperti dikutip onislam.net, Selasa (31/7).

Pemain berusia 20 tahun ini, berpartisipasi di Olimpiade untuk pertama kali. Meski nantinya tak mendapat medali, ia tetap bangga lantaran menjadi atlet muslimah pertama yang mewakili negara.

Kehadiran Al-Hamad yang berasal dari Qatar merupakan dampak dari kebijakan Komite Olimpiade Internasional (IOC) yang membolehkan atlet berjilbab ambil bagian. Pada dekade sebelumnya, negara-negara Islam hanya mengirimkan atlet putra ke Olimpiade.

"Ini adalah kemajuan besar dalam kesetaraan gender," komentar Presiden IOC, Jacques Rogge.

Tak sendirian, Al-Hammad ditemani pelari Brunei,  Maziah Mahusin, dan dua atlet Arab Saudi, judoka Wojdan Shaherkani dan pelari, Sarah Attar. "Satu inspirasi besar ketika seorang perempuan Saudi berpartisipasi dalam Olimpiade London," kata Attar. Ia mengatakan sebuah kehormatan untuk membuat langkah besar.

Sosiolog Universitas Minnesotta, Mary Jo Kane menilai perubahan besar ini akan melahirkan banyak atlet muslimah di Olimpiade mendatang. Harus diakui prosesnya sangat lambat, meski olahraga sebenarnya menyatukan seluruh umat manusia. "Lihatlah dimana kita berada sekarang," paparnya.

Begitu besar inspirasi perubahan datang dari Olimpiade menandakan olaharaga memainkan peranan penting dalam mengubah persepsi. "Olahraga memiliki dampak luar biasa terhadap massa," papar Nancy Hogshead-Makar, tiga peraih medali emas cabang renang. Persepsi yang dimaksud, kata dia, memberikan seluruh perempuan memainkan peranannya di dunia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement