Jumat 03 Aug 2012 15:46 WIB

Femen Ukraina: Syariah Islam tak Sesuai Prinsip Olimpiade

Rep: Agung Sasongko/ Red: Hafidz Muftisany
Aksi Femen Ukraina di Olimpiade London 2012
Foto: reuters
Aksi Femen Ukraina di Olimpiade London 2012

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Kelompok feminis asal Ukranina Femen menggelar aksi unjuk rasa di pusat kota London. Kali ini mereka, mengkritik Komite Olimpiade Internasiona (IOC) yang dianggap mendukung negara-negara Islam dengan memperbolehkan atlet mengenakan jilbab saat bertanding.

Seperti biasa, dalam beraksi mereka bertelanjang data. Mereka segera menjadi pusat perhatian warga London dan wisatawan yang kebetulan berada di dekat Towe Brigde.  Dianggap menggangu ketertiban umum, kepolisian London segera menangkap mereka.

Seperti dikutip dailymail.co.uk, Jumat (3/8), dalam aksinya, aktivis Femen membawa poster bertuliskan "Katakan tidak dengan syariah". Sementara aktivis lain, mengenakan baju gamis beserta peci dengan dagu berjanggut.

Femen, organisasi feminis berbasis di Kiev, didirikan pada tahun 2008. Organisasi ini dikenal aktif menolak segala bentuk penindasan kepada perempuan. Gelaran pialar Eropa lalu, mereka juga hadir menolak segala bentuk wisata seks di negaranya. Sementara di London, mereka meminta IOC untuk mengutuk kekerasan terhadap perempuan yang diberlakukan di negara-negara Islam.

"Kami meminta negara-negara yang menerapkan hukum syariah untuk dilarang ambil bagian dalam Olimpiade. Karena hukum syariah bertentangan dengan prinsip Olimpiade," kata mereka dalam pernyataan resminya.

Dengan dukungan IOC, kata Femen,  pemerintah negara-negara Islam menggunakan partisipasi perempuan dalam olimpiade untuk menyembunyikan ribuan korban penindasan.Jika IOC bermain mata dengan kelompok garis keras, maka Olimipade telah ternodai.

Juru bicara Kepolisian Metropolitan mengatakan sekitar pukul 11:30 waktu setempat  empat pengunjuk rasa perempuan atas tuduhan mengganggu ketertiban dan keamanan.  "Mereka saat ini dalam tahanan," pungkas dia

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement