REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pasangan ganda campuran Indonesia, Totowi Ahmad/Liliyana Natsir tampil penuh tekanan, sehingga kalah dari ganda campuran Denmark, Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen pada perebutan medali perunggu Olimpiade 2012, Jumat (3/8). Demikian yang disampaikan mantan pebulutangkis nasional, Sigit Budiarto.
"Tekanan yang dialami Tontowi-Liliyana Natsir ini bukan soal teknik, tetapi justru nonteknik terkait kekalahan mereka dari ganda campuran Cina, Xu Chen/Ma Jin," kata Sigit ketika dihubungi dari Semarang, Jumat (3/8).
Pebulutangkis saat menjadi atlet Pelatnas berpasangan dengan Candra Wijaya tersebut melihat ada penyesalan yang mendalam dari Tontowi/Liliyana ketika kalah dari Xu Chen/Ma Jin. Dan kekalahan itu terbawa saat melawan ganda Denmark pada perebutan medali perunggu.
"Kelemahan ini yang akhirnya dimanfaatkan ganda campuran Denmark untuk mengalahkan Tontowi/Liliyana Natsir," kata pria 36 tahun itu.
Dalam laga yang digelar di Wembley Arena, London, itu, pasangan juara All England 2012 itu kalah dari ganda Denmark yang menempati peringkat tiga dunia, Joachim Fischer Nielsen/Christianna Pedersen, dua set langsung 12-21 dan 12-21. Ini kali pertama sejak bulutangkis dipertandingan di Olimpiade Barcelona 1992, Indonesia tidak meraih satu medali pun.
Dengan bijak Sigit menagtakan, kegagalan Indonesia meraih medali pada Olimpiade 2012 harus diterima dengan lapang dada. "Ke depan harus berlatih lebih baik lagi," kata pria kelahiran Yogyakarta, 24 November 1975 itu.