REPUBLIKA.CO.ID,OXFORDSHIRE - Tim Grand Prix Formula 1, Williams, menginginkan kalender balapan Formula 1 untuk tahun 2012 diperbanyak. Hal tersebut diungkapkan oleh ketua Williams, Adam Parr, yang meminta jumlah race di tahun 2012 yang direncanakan diselenggarakan sebanyak 21 race untuk lebih diperbanyak.
Padahal, jumlah race yang akan diselenggarakan di tahun 2012 sudah lebih banyak dibandingkan dengan jumlah race tahun 2011 yang hanya berjumlah 19. Beberapa tim telah menyetujui jumlah race yang sudah dijadwalkan pada tahun 2012 sebanyak 21 race. Namun, adapula tim yang justru memilih jumlah race dikurangi, seperti tim dari Turki yang menginginkan race hanya diselenggarakan sebanyak 20 race saja.
Perdebatan mengenai jumlah race memang masih berlangsung. Bagaimanapun juga, jumlah race yang akan diselenggarakan akan sangat mempengaruhi performa serta menjadi tantangan tersendiri bagi pembalap dan tim.
Namun, menurut Parr, jumlah 21 race justru masih bisa ditambah lagi. "Saya pikir, kita masih bisa menambah jumlah race. Kita bisa tetap menggunakan format akhir pekan seperti biasanya, namun dapat menambah jumlah race di hari yang sama. Banyak cara untuk meningkatkan pendapatan," ungkap Parr seperti dilansir Reuters.
Namun, nampaknya rencana Parr untuk menambah jumlah race akan terhalang dengan aturan penyiaran balapan. Tahun ini semua race disiarkan oleh Sky TV, sedangkan tahun depan hanya akan disiarkan setengahnya saja oleh BBC. Jika jumlah race ditambah, maka itu akan semakin banyak race yang tidak bisa disiarkan. Dan jika race ditambah, itu juga membutuhkan dana yang sangat besar untuk menambah dana yang ditujukan untuk penyiaran.
Rencana penyiaran setengah race tersebut merupakan pertama kalinya di ajang Formula 1. Selama ini, semua race yang diselenggarakan pasti disiarkan. Keputusan tersebut memang akan sulit dielakkan karena biaya untuk penyiaran sangat besar.
"Tantangan yang sebenarnya adalah bahwa penyiaran ajang Formula 1 merupakan acara yang amat sangat mahal. Tidak seperti penyiaran untuk permainan tenis," pungkas Parr.