Jumat 05 Sep 2014 16:17 WIB

Innalillahi, Pembalap Nasional Ini Kehilangan Kakeknya

Red: Erik Purnama Putra
Pembalap Indonesia Sean Gelael bersiap menghadapi race 1 Kejuaraan Indonesia Kart Prix 2012 di Sirkuit Karting Internasional Sentul, Sabtu (28/1).
Foto: Antara
Pembalap Indonesia Sean Gelael bersiap menghadapi race 1 Kejuaraan Indonesia Kart Prix 2012 di Sirkuit Karting Internasional Sentul, Sabtu (28/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembalap nasional Sean Gelael kehilangan kakeknya, pengusaha kondang Dick Gelael, ayahanda Ricardo Gelael, yang meninggal dunia di Jakarta Kamis siang (4/9) dalam usia 81 tahun.

"Saya benar-benar merasa kehilangan, saya sudah bersama Opa selama 17 tahun," kata Sean Gelael Kamis malam, mengomentari berpulangnya Dick Gelael, yang ketika masih sehat selalu menyaksikannya melaju kencang di lintasan balap.

"Opa orang yang amat bersahaja, sabar, peduli kepada orang atau karyawannya dan amat disiplin," kata Sean yang tiba dari London petang hari sehingga tidak sempat bertemu lagi dengan Opa Dick yang meninggal Kamis siang sekitar pukul 13.10 WIB.

Ricardo Gelael terbang dari London menggunakan pesawat yang berbeda dengan yang dinaiki Sean dan ibundanya, Rini S Bono, sehingga ia masih sempat menyaksikan kepergian ayahnya.

"Saya tiba sekitar pukul 10 pagi. Saya masih sempat menyaksikan kepergian ayah saya," kata Ricardo Gelael di sela-sela menyambut ucapan duka cita dari tamu yang terus mengalir ke rumah duka di ruang Granit RSPAD Gatot Soebroto Jakarta, hingga Kamis tengah malam.

Ricardo mengatakan, hal yang paling diingatnya tentang ayahnya adalah, ia seorang pekerja keras, disiplin, amat sederhana dan selalu dekat dengan para karyawannya.

"Ia itu seorang yang down to the earth dan mengajarkan kepada kami bahwa semua harus dimulai dari nol, dari hal yang paling kecil, dan untuk itu semua dibutuhkan disiplin dan kerja keras," kata Ricardo, juara nasional reli mobil pada 2006.

"Om Dick memang sudah beberapa kali keluar masuk rumah sakit, tapi dalam beberapa bulan terakhir kondisinya menurun. Saat kondisinya turun drastis segera diberitahukan kepada Pak Ricardo di London," kata Jeffrey JP, manajer administrasi pada tim Jagonya Ayam with Carlin tempat Sean bernaung.

Sean Gelael (17) dan kedua orangtuanya sedang berada di London, karena masih pada masa rehat balap saat ini dan Sean mulai kuliah di Inggris setelah menyelesaikan sekolah setingkat sekolah menengah atas di Jakarta.

Pada musim lomba 2014, Sean berlaga dalam 11 putaran dan hingga kini ia sudah menyelesaikan sembilan putaran dan tersisa dua laga lagi di Imola (Italia) pada 10-12 Oktober dan di Hockenheim pada 17-19 Oktober.

Dick Gelael yang akan dimakamkan Sabtu di Tempat Pemakaman San Diego Hills di kawasan Karawang, Jawa Barat, meninggalkan tiga anak dan seorang istri.

Suasana Kamis malam di rumah duka tak ubahnya seperti reuni pebalap masa lalu, terlihat para pebalap dan pereli berdatangan, seperti Helmy dan Farid Sungkar, Chepot Hanniwiano, Chandra Alim, Beng Soeswanto, Adiguna Soetowo, Arief Indiarto, Gatam dan beberapa lainnya, termasuk ketua PP IMI Nanan Soekarna dan Gories Mere, Yapto Soelistyo Soerjosoemarno, Nirwan Bakrie, Karni Ilyas dan yang lainnya.

Dick Gelael lahir Jakarta pada 1934 adalah pengusaha dan pemilik PT Gelael Supermarket (usaha pasar swalayan), PT Fast Food Indonesia (Kentucky Fried Chicken) dan PT Multi Food Indonesia (es krim Swensen's).

Ia membuka bisnis pertama pada 1957, berupa pasar swalayan dan pengantaran barang pesanan ke rumah langganan. Setelah membuka beberapa cabang lain di Jakarta, ia mulai membuka cabang di kota-kota lain.

Bisnis pasar swalayannya semakin berkembang sehingga besar dengan membawa label PT Gelael

Supermarket (usaha pasar swalayan). Tahun 1978 Dick membeli izin usaha waralaba ternama asal Amerika Serikat, Kentucky Fried Chicken, untuk dikembangkan di Indonesia dengan nama PT Fast Food Indonesia TBK dimana ia sebagai presiden direkturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement