REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sirkuit Internasional Sentul, Bogor, Jawa Barat terancam gagal menggelar kejuaraan balap motor paling bergengsi di dunia MotoGP pada 2017. Sebab pihak manajemen Sentul belum melengkapi persyaratan yang dibutuhkan, padahal waktunya semakin dekat.
Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora Gatot S Dewa Broto di Bogor, Kamis (2/6), mengatakan pihaknya telah mengirimkan surat kepada pengelola Sirkuit Internasional Sentul yaitu Tinton Soeprapto.
"Jumat pekan lalu kami telah mengirimkan surat kepada Pak Tinton. Dalam surat tersebut kami tegasnya bahwa Sentul harus mengirimkan tiga hal tanda kesanggupan mereka menjadi tuan rumah. Kami tunggu hingga Jumat (3/6) besok," kata dia.
Menurut dia, tiga hal yang diharapkan segara dipenuhi ialah kesanggupan manajemen Sentul membiayai pelaksanaan sekitar Rp 160 miliar dengan biaya sendiri, menyediakan dokumen tentang manfaat MotoGP bagi masyarakat, serta nota kesepahaman dengan Kemenpora dan Kementerian Pariwisata.
"Kesanggupan membiayai sendiri seperti yang dikatakan Pak Tinton sebelumnya harus ada hitam diatas putih. Itu harus secepatnya dibuat mengingat batas akhir dengan Dorna adalah 30 Juni. Jika lewat, MotoGP good bye," katanya menambahkan.
MotoGP di Sirkuit Internasional Sentul sebenarnya sudah mendapatkan dukungan dari pemerintah. Bahkan, lintas kementerian yang dimotori Sekretariat Negara sudah membahas hal tersebut termasuk rencana pembayaran comitment fee oleh pemerintah.
Bahkan, Sentul tidak hanya bisa menggelar MotoGP 2017 saja namun juga dua tahun di depannya. Untuk itu pihak Kemenpora berharap manajemen Sirkuit Sentul segera melengkapi semua hal yang diajukan oleh pemerintah.
"Memang itu tahapannya. Jangan kontrak dulu dengan Dorna baru melengkapi yang lain," kata mantan Deputi Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Kemenpora itu.