REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pimpinan tim Lotus, Eric Boullier bergabung bersama deretan sosok berpengaruh di Formula Satu yang mengharapkan Red Bull menghukum Sebastian Vettel. Pebalap itu dianggap tidak mematuhi perintah tim pada Grand Prix Malaysia kontroversial, bulan lalu.
Dalam persiapan menjelang balapan ketiga musim ini pada Ahad depan di Grand Prix Cina, Shanghai, Boullier menyatakan sebenarnya terlalu dini untuk menerapkan perintah tim dalam musim balap. Meski, ia menambahkan bila tim berkeras untuk memberi perintah maka harus dipatuhi.
"Jangan lupa, pebalap dibayar untuk bekerja dengan tim, termasuk oleh perusahaan." ujarnya seperti dikutip AFP, Senin (8/4) "Saya tidak pernah melihat orang yang di dunia yang tidak dihukum ketika melanggar perintah perusahaan, atau paling tidak dimintai klarifikasi mengapa mereka melanggar."
Pria prancisi itu juga menegaskan ia akan memberi perintah kepada timnya bila diperlukan meski saat ini diperkuat oleh juara dunia 2007, Kimi Raikkonen. "Salah satu dari pebalap kami terkenal melakukan apa yang ia inginkan, namun ketika anda memiliki 600 orang dibelakang anda, maka rasa hormat harus anda berikan kepada tim."
Vettel memang mengaku menghiraukan pesan dari tim yang menginstruksikan kedua pembalap Red Bull tersebut untuk mempertahankan posisi GP Malaysia dengan dan menyelesaikan lomba.
Perintah itu mengisyaratkan Red Bull tidak ingin mengambil resiko karena kedua pembalapnya sudah aman di barisan terdepan dimana Webber di posisi pertama diikuti Vettel. Hanya saja, saat di detik-detik terakhir jalanya lomba, Vettel mengambil keputusan sendiri dengan memacu kecepatannya dan menyalip Webber untuk meraih posisi pertama.