REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Mark Webber telah 12 tahun malang melintang dalam dunia balap Formula One (F1). Di usianya yang sudah menginjak 37 tahun, pebalap Red Bull Renault tersebut mengaku motivasinya untuk meraih kejayaan lagi di podium F1 mulai menurun.
Meski pun semangatnya telah mengendur, namun pebalap kelahiran Australia tersebut belum memiliki rencana untuk meninggalkan dunia balap. Webber berada dalam persimpangan yang membuatnya bertanya apakah akan meneruskan kariernya atau memilih untuk berhenti lebih cepat.
Krisis motivasi tersebut diakuinya cukup berpengaruh dengan performa ketika di lintasan balap. Untuk mengatasinya, Webber banyak melakukan sharing dengan olahragawan lain yang telah mengalami fase tersebut.
"Saya merasa sudah berada di tepi dengan F1, saya merasa memiliki semangat yang berbeda, tidak seperti ketika masih berusia 24 tahun dulu," ujar Webber kepada F1 Racing Magazine, Senin (16/9).
Webber mengakui dia mulai jenuh dengan rutinitas berulang selama satu musim dengan berpindah-pindah hotel, negara, dan menepuh perjalanan jauh. Hal-hal kecil yang kurang berkenan ketika berada di lintasan, termasuk media yang kerap menyorotinya juga menjadi salah satu aspek krisis motivasi yang sedang dialaminya.
Meski pun sudah mendapatkan sejumlah wejangan dari beberapa olahragawan yang ditemuinya, namun sampai saat ini Webber masih sulit untuk mengembalikan motivasinya seperti sedia kala. "Pada akhirnya semua kembali kepada diri sendiri. Saya telah mencapai banyak hal dan saya harus tahu apa yang harus dilakukan untuk ke depannya," ujar Webber.
Mantan pebalap tim Williams tersebut masih ingin menjajal lintasan dalam sejumlah grand prix pada musim depan. Webber telah mendapatkan penawaran untuk bergabung dengan Porche pada 2014 dan akan mengendarai mobil seri LMP1. Sementara itu, Red Bull disebut telah memasukan nama Daniel Ricciardo sebagai pengganti Webber di musim depan.
Sepanjang kariernya, Webber telah memenangkan sembilan kali gelar juara Grand Prix, 11 pole position, dan 36 kali naik podium. Dia juga tercatat telah berganti tim sebanyak empat kali yakni Minardi, Jaguar, Williams, dan Red Bull. Pada 2010-2011 dia menyelesaikan musim Grand Prix F1 di urutan ketiga. Pencapaian tertingginya di musim 2013 yakni pada Grand Prix Malaysia. Ketika itu, dia menyelesaikan balapan di urutan kedua setelah berduel dengan rekan satu timnya, Sebastian Vettel.