REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Keberlanjutan gelaran Grand Prix Formula One di Sirkuit Yeongam, Korea pada musim mendatang hingga kini masih terus dipertanyakan. Karena sejak menjadi kalender FIA pada 2010, GP Korea belum menguntungkan.
Seperti dikutip AFP, pada gelaran perdana GP Korea 2010, kerugian operasional mencapai 72,6 miliar won. Kemudian pada 2011 mencapai 61 miliar won, dan pada 2012 mencapai 39,4 miliar won. Kerugian serupa juga diprediksi akan terjadi di tahun ini.
Apalagi, pada sesi kualifikasi Sabtu ini, masih banyak bangku kosong yang belum terisi. Jika kondisi ini terus terjadi, penyelenggaraan GP Korea pada musim-musim mendatang terancam dihapuskan. Namun, panitia penyelengga tak ingin hal itu terjadi.
Promotor penyelenggara GP Korea Park Won Hwa optimis bakal dapat tetap menyelenggarakan GP F1. "Saya tidak berpikir 2013 bakal menjadi tahun terakhir kami. Kami sangat ingin melanjutkan acara ini karena kami sudah menginvestasikan banyak uang untuk membangun sirkuit," tegas Park seperti dikutip Reuters, Sabtu (5/10).
Ia menjelaskan, saat ini tengah melakukan negosiasi ulang terkait kontrak penyelenggaraan GP F1. Namun, sejauh ini belum ada keputusan apakan GP F1 Korea akan tetap berlanjut atau resmi diputus. "Saya berharap Mr Ecclestone (bos F1) bisa mengambil keputusan yang baik terkait ini,'' katanya.
Sebelum Park menjabat sebagai promotor, GP Korea sebenarnya sudah dikontrak hingga 2016. Namun, lantaran sering mendapat rapor merah terkait masalah keuangan, manajemen Formula One sempat berniat ingin mempertimbangkan lagi kontrak tersebut.
Manajemen F1 sejauh ini baru memasukkan GP Korea pada agenda balapan hingga tahun depan bersama dengan Meksiko dan New Jersey.