REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menepis pemberitaan tentang gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah MotoGP 2017. Deputi V Bidang Harmonisasi dan Kemitraan di Kemenpora, Gatot Dewa Broto menegaskan, Sirkuit Sentul di Bogor, Jawa Barat (Jabar) tetap menjadi satu-satunya tuan rumah olahraga balap motor dunia tersebut.
"Nggak (benar)," kata Gatot lewat pesan singkatnya, Senin (21/12). Juru Bicara Kemenpora itu menerangkan proposal tuan rumah penyelenggaraan MotoGP 2017 (Latter of Intent - LOI), sudah disetujui antara pemerintah Indonesia dengan Dorna Sport sebagai penyelenggara.
Isinya menebalkan inisiatif Indonesia sebagai tuan rumah MotoGP 2017. Pun, Federasi Balap Motor Dunia (FIM) sudah sudah menyetujui permintaan Indonesia tersebut. Bahkan, bukan cuma untuk satu seri, malainkan untuk balapan 2017 sampai dengan 2019. "Lha, LOI sudah ditanda tangani," ujar Gatot.
Meski begitu, Gatot mengatakan masih ada tanggung jawab Indonesia yang belum pungkas terkait rencana penyelenggaraan MotoGP 2017 tersebut. Terutama soal pendanaannya. Sebab dikatakan dia, kontrak pendanaan MotoGP belum juga rampung.
Dorna Sport memberikan tenggat agar kepastian pembiayaan MotoGP jelas sampai dengan 30 Januari mendatang. Adapun besaran pendaan MotoGP yang harus dimiliki tuan rumah yaitu senilai 8.415 juta euro atau setara dengan Rp 125,4 miliar.
Pekan lalu, Gatot pernah menyampaikan, ada dua skema rencana pendanaannya. Yaitu lewat APBN atau dengan pelibatan pihak swasta sebagai sponsor utama MotoGP. Diberitakan sebelumnya, Dorna Sport dikabarkan mencoret Indonesia dalam kalender MotoGP 2017.
Dikabarkan, penyelenggara balapan motor tersebut memilih Finlandia sebagai pengganti Indonesia untuk seri 2017 tersebut. Alasannya, dikatakan, negara di Skandinavia itu lebih siap melangsungkan MotoGP ketimbang Indonesia.