REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kalender MotoGP 2016 telah dirilis. Sebanyak 18 agenda balapan di berbagai sirkuit dunia telah diumumkan. Meski demikian tak ada salahnya kita mengenang enam momen terburuk dalam ajang MotoGP musim 2015, dilansir dari Crash, Kamis (7/1).
1. Tak ada akhir cerita dongeng
Kejuaraan dunia MotoGP memiliki lika-liku bak cerita film Hollywood, bukan akhir cerita ala negeri dongeng. Penggemar berharap final akan menjadi duel paling seru antara Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo, mengulang cerita legendaris WBSK 2002, Colin Edwards dan Troy Bayliss.
Apa daya mimpi penggemar itu tak menjadi kenyataan. Pada balapan terakhir, Rossi harus memulai dari grid paling belakang sementara Lorenzo di posisi pertama. Rossi finish di posisi kelima dengan serangkaian usaha maksimal dan menyita pandangan jutaan pasang mata di Valencia.
2. Nasib buruk Marco Melandri
Meski pernah menjadi runner up MotoGP 2005, juara dunia kelas 250 CC pada 2002, namun sempat absen lima tahun, Marco Melandri akhirnya kembali ke MotoGP. Siapa sangka sambutan yang luar biasa untuknya tak sejalan dengan peformanya yang terus merosot bersama Aprilia.
Pebalap Italia itu tampil menyedihkan di setiap balapan. Dia berulang kali gagal mencetak poin terbaiknya dan terseok-seok bersaing di antara rider lainnya.
3. Peforma mengecewakan RC213V
Pada 2014, Honda RC213V memenangkan 14 dari 18 balapan, termasuk pembukaan balapan 10 kali berturut-turut yang didominasi Marc Marquez. Namun pada 2015, tunggangan pebalap 93 ini lebih banyak jatuh di sirkuit.
Honda terpaksa membuat modifikasi mesin untuk mengatasi masalah tersebut, seperti perubahan sasis, elektronik, dan knalpot. Sayangnya, perubahan yang baik itu baru ditemukan ketika setengah musim balapan selesai.