Jumat 03 Jun 2016 18:48 WIB

Nasib MotoGP Indonesia Masih Terganjal Penggunaan APBN

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Citra Listya Rini
Gatot S Dewa Broto
Foto: REPUBLIKA/Israr Itah
Gatot S Dewa Broto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyelenggaraan MotoGP Indonesia belum juga menemui titik terang. Tarik ulur penggunaan uang negara, masih menjadi 'perdebatan' antara pemerintah dan penyelenggara balapan motor internasional itu.

Juru Bicara di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Gatot Dewa Broto pun mengakui, saat ini, rencana penyelenggaraan MotoGP Indonesia terancam gagal atau akan ditunda. Gatot mengatakan ada dua persoalan utama yang mengancam gelaran MotoGP Indonesia.

Persoalan pertama, antara Kemenpora dan penyelenggara MotoGP Indonesia yaitu, PT Sarana Sirkuitindo selaku pemilik Sirkuit Sentul tempat di mana MotoGP 2017- 2019 akan berlangsung.

Kemenpora meminta adanya pernyataan resmi dari perusahaan milik pebisnis Hutomo Mandala Putra tersebut, untuk melakukan renovasi sirkuit dengan menggunakan uang pribadi.

Permintaan Kemenpora itu juga mendesakkan agar pengelola Sirkuit Sentul membikin semacam draft kerja sama antara perusahaan dengan beberapa kementerian yang terkait dengan gelaran tersebut. Selanjutnya, permintaan lainnya agar Sirkuit Sentul segera melakukan penandatanganan kontrak dengan Dorna Sport selaku pemilik lisensi MotoGP Internasional.

"Surat pernyataan tidak menggunakan APBN dalam renovasi sirkuit sudah dikirimkan pengelola Sirkuit Sentul tertanggal 31 Mei kemarin," ujar Gatot dalam keterangan persnya, Jumat (3/6).

Sirkiut Sentul pernah meminta kepada pemerintah gelaran MotoGP Indonesia membutuhkan dana awal senilai tak kurang dari Rp 160 miliar untuk merenovasi satu-satunya arena balap selayak lintasan internasional.

Selain biaya renovasi, Sirkuit Sentul juga meminta pemerintah menanggung commitmen fee gelaran tiga musim MotoGP 2017 - 2019, yaitu senilai tak kurang dari Rp 151 miliar. Uang tersebut harus dibayarkan pemerintah kepada Dorna Sport selaku pemegang lisensi MotoGP Internasional.

Dengan rincian musim 2017 senilai Rp 105 miliar dan 2018 senilai Rp 120 miliar, musim terakhir 2019 sebesar Rp 127 miliar. Namun, Gatot pemerintah hanya akan menyanggupi untuk pemberian commitmen fee.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement