REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Pembalap Yamaha, Valentino Rossi, kembali membuktikan bahwa ia mampu mengubah sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Pembalap yang dijuluki 'The Doctor' ini menambah kemenangan dalam karirnya menjadi 114 kemenangan, setelah menjadi yang tercepat pada seri ke-7 MotoGP di Barcelona, Spanyol, Ahad (5/6). Ini merupakan kemenangan kedua Rossi sepanjang musim, dan masing-masing dilakukan di Tanah Matador, dengan kemenangan sebelumnya di Jerez.
Rossi keluar sebagai juara Grand Prix Catalunya, setelah memenangkan duel dengan pembalap Repsol Honda, Marc Marquez. Pembalap asal Italia ini mampu membuktikan rasa percaya dirinya untuk melaju dengan cepat dalam balapan di Sirkuit Catalunya, meski memulai dari posisi ke sembilan pada lap pembukaan. Memulai dari posisi buruk, Rossi tertinggal di posisi kedelapan setelah Turn 1.
Marc Marquez yang memulai dari posisi pole, posisinya kemudian diambil alih oleh Yamaha Movistar, Jorge Lorenzo, begitu lomba dimulai. Rossi maju ke posisi keempat saat memasuki lap kedua, dan kemudian merengsek ke posisi tiga melewati Pedrosa.
Kecepatannya semakin bertambah, saat ia melewati Marquez pada lap kelima dan berhasil menyalip Lorenzo pada lap ketujuh. Rossi pun mengambil alih posisi pertama. Lorenzo saat itu semakin melorot ke posisi kelima pada lap kesepuluh, didahului Pedrosa dan Vinales.
Memasuki lima lap terakhir, Rossi bertarung ketat dengan Marquez. Sempat berdampingan dengan Rossi, namun Rossi berhasil mendahului Marquez hingga menyentuh garis finis.
Rossi finis tercepat dengan mencatatkan waktu 44menit 37,589detik. Di posisi kedua, pembalap Repsol Honda Marc Marquez finis dengan selisih 2,652detik dari Rossi. Sementara di posisi ketiga diduduki oleh pembalap Honda, Dani Pedrosa, dengan selisih 6,313detik dari Rossi.
Dengan hasil ini, Marquez kini memimpin klasemen kejuaraan dunia MotoGP dengan torehan 125 poin. Jorge Lorenzo duduk di posisi kedua klasemen, terpaut 10 angka dari Marquez dengan koleksi 115 poin. Sementara Rossi duduk di posisi ketiga klasemen dengan 103 poin.
Usai kemenangan, Rossi mengungkapkan kunci kemenangannya di GP Spanyol. Rossi menerapkan strategi di antaranya dengan memodifikasi sepeda motornya di sesi terakhir dan saat sesi pemanasan ia melaju dengan cepat. Setelah itu, pembalap berusia 37 tahun ini merasa percaya diri untuk menghadapi para rivalnya di sesi balapan.
Rossi mengatakan posisi start yang dimilikinya tidak begitu buruk. Namun, ia sempat sangat berdekatan dengan pembalap Ducati, Andrea Dovizioso, pada pengereman pertama. Saat itu, ia mengaku tidak mengerem dengan cukup dalam. Namun, ia memiliki kecepatan yang baik dan mampu memulihkan keadaaan. Setelah mampu melaju di posisi depan, Rossi berniat untuk membuat jarak dari pembalap lainnya.
"Saya mencoba untuk menarik diri. Strategi ini bekerja dengan semua pembalap lain kecuali dengan Marquez, yang datang dengan saya. Jadi saya tahu itu akan sangat sulit. Tapi saya merasa baik, saya bisa mengendarai dengan baik. Jadi saya mencoba untuk tetap di depan," kata Rossi, dilansir dari Crash, awal pekan ini.
Saat Lorenzo tersingkir dari lintasan pada lap 16, Rossi sempat berpikir untuk finis di posisi kedua saja. Namun, tekad untuk memperbaiki banyak poin memunculkan semangat Rossi untuk memenangkan lomba.
Saat Marquez mencoba menyalip Rossi di lap-lap akhir, Rossi menilai Marquez juga kesulitan dengan ban sepeda motornya. Sejak saat itu, Rossi mencoba untuk melaju dengan maksimal dan mampu masuk di celah tipis pada lap terakhir.
"Saya pikir itu adalah level yang sama seperti pertarungan dengan Lorenzo pada 2009, karena kami menyalip berkali-kali dan tiba sangat dekat di akhir," jelasnya.
Saat naik puncak podium, Rossi pun berjabat tangan untuk pertama kalinya dengan Marquez sejak 2015 lalu. Sejak membalap di MotoGP, Rossi mengatakan kali ini merupakan momen terkuat Marquez. Rossi pun tak sungkan memuji rival sengitnya itu.
"Tahun lalu dia kuat, tapi saya merasa tahun ini dia lebih kuat. Dia memiliki kecepatan. Dia memiliki level yang benar-benar bagus," ujarnya.
Marc Marquez merupakan satu-satunya pembalap yang memimpin bersama Rossi, dengan finis di posisi kedua di belakang Rossi. Mereka memimpin balapan hingga tiga lap menjelang garis finis.
Usia balapan, pembalap asal Spanyol ini mengatakan balapan di Catalunya kali ini merupakan batas maksimum dari seluruh balapan yang dilaluinya di belakang Rossi. Marquez
"Saya kehilangan banyak di Turn 1, T2. Di T3 saya mampu menjaga jarak, tapi poin kuat saya ada di T4. Kemudian di tengah balapan saya memiliki momen besar di sana, saya hampir jatuh. Dan ketika saya melihat Lorenzo keluar lintasan, pikiran saya sedikit berubah," jelas Marquez.
Pembalap berusia 23 tahun ini mengakui dirinya tidak benar-benar yakin untuk mencapai finis melewati Rossi. Meski Marquez merencanakan lap terakhir, namun situasi yang tidak nyaman mmebuatnya kehilangan fokus. Setelah kehilangan dua lap, Marquez nyaris terjatuh. Saat itu, pikirannya berubah dan lantas berpikir cukup dengan 20 poin saja.
"Mungkin ini adalah kesalahan utama. Karena saya ada di sana, tapi pada saat yang sama berpikir tentang kejuaraan," ungkapnya.
"Kami memimpin kejuaraan dan itu yang paling penting setelah akhir pekan ini," tambahnya.
Juara pada balapan di Argentina dan Austin ini kini memimpin 10 angka atas Lorenzo dan 22 angka atas Rossi di papan klasemen kejuaraan dunia MotoGP. Marquez mengatakan, target utamanya pada bagian pertama musim ini ialah mencoba untuk bangkit dari Catalunya dan bertekad menjadi pembalap top sedekat mungkin. Pembalap Repsol Honda ini mengaku siap dan merasa yakin untuk menghadapi sesi balapan berikutnya. Selanjutnya, sesi balapan akan berlangsung di Assen pada akhir bulan ini.
"Jadi saya merasa yakin untuk balapan berikutnya. Kami mengambil banyak resiko di Mugello dan di Catalunya, tapi kami mampu ada di sana (memimpin klasemen) dan sekarang kita perlu mengelola situasi," jelasnya.
Lain halnya dengan Rossi dan Marquez, Jorge Lorenzo harus merelakan balapan tanpa poin setelah terjatuh pada lap 16. Pembalap Ducati, Andrea Lannone, menyentuh ban belakang Lorenzo, sehingga keduanya terjatuh. Usai balapan, driver asal Spanyol itu mengungkapkan guratan ban depan merupakan alasan ia kehilangan kecepatan. Padahal, Lorenzo memulai start dari posisi pole dan memimpin di lap pembukaan.
Sementara itu, menurutnya, Rossi dengan sepeda yang sama tidak memiliki banyak guratan pada ban sepeda motornya. Rossi lebih mampu menjaga ban depan secara normal. Di samping, Rossi melaju dengan sangat baik dalam kondisi sulit.
"Hari ini dia menciptakan balapan yang sulit dipercaya. Saya tidak bisa mengendarai seperti dia dan tidak bisa mengubah gaya mengemudi untuk menghindari masalah pada ban depan, di sepanjang akhir pekan. Ini kebenarannya," ungkap Lorenzo.