REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyelenggaraan MotoGP di Indonesia diyakini batal. Semula, rencana gelaran balap motor tercepat di dunia tersebut akan dihelat tiga musim dari 2017 sampai dengan 2019. Namun, kesiapan sirkuit di dalam negeri tak memungkinkan gelaran tersebut mulai digelar tahun mendatang.
Juru Bicara Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Gatot Dewa Broto mengatakan, MotoGP Indonesia memang masih menyisakan setumpuk persoalan. Terutama menyangkut infrastruktur dan kesiapan lainnya. Namun dikatakan dia, persoalan tersebut bukan di ranah pemerintah.
"Untuk (musim) 2017 impossible (tidak mungkin digelar)," kata Gatot saat ditemui di Kemenpora, Jakarta, Rabu (13/7). Menurut Gatot, jikapun MotoGP tetap mengambil Indonesia sebagai tuan rumah ada baiknya akan dimulai pada musim 2018 sampai dengan 2020. "Lebih baik kita sedikit mundur ketimbang dipaksakan," katanya.
Gatot mengatakan ketidaksiapan Indonesia murni dipersoalan infrastruktur. Terutama menyangkut sirkuit. Selama ini, Sirkuit Sentul masih menjadi andalan untuk penyelenggaraan balapan tersebut. Hanya saja, kata dia, sampai saat ini, pengelola Sirkuit Sentul belum mengajukan master plan sebagai syarat utama kesiapan sirkuit tersebut.
Pun, Gatot mengatakan Sirkuit Sentul belum juga memulai renovasi total untuk pemenuhan standart internasional agar bisa melaksanakan MotoGP. Padahal, jika melihat kalender gelaran, MotoGP Internasional biasanya akan di mulai sekitar Maret atau April.
Padahal, diungkapkan Gatot, pengelola Sirkuit Sentul sudah menyatakan siap untuk pembangunan sirkuit agar mendapat standart dari badan otomotif dunia (FIM). Paling penting, mengingat Sirkuit Sentul tersebut milik swasta yang tak memungkinkan menggunakan uang negara untuk membantu renovasi dan juga tebusan komitmen penyelenggaraan.