REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keberadaan sirkuit menjadi kendala utama pembinaan pebalap di Indonesia sehingga perkembangan olahraga otomotif di Tanah Air belum bisa maksimal dan cenderung tertinggal dengan negara lain.
Permasalahan tersebut dibenarkan oleh Ketua Pengurus Pusat Ikatan Motor Indonesia (PP IMI) Sadikin Aksa di sela Workshop IMI Sharing Perspective di Hotel Ambhara, Jakarta, yang berakhir Rabu.
"Memang benar. Sirkuit menjadi kendala utama pembinaan balap di Indonesia. Selama ini hanya jalan raya yang bisa dimaksimalkan. Makanya kita belum bisa mengukur kemampuan," kata pria yang akrab dipanggil Ikin.
Kakak dari pereli nasional Subhan Aksa ini menjelaskan sebenarnya Indonesia memiliki beberapa sirkuit, namun keberadaannya belum sesuai dengan standar. Selama ini hanya Sirkuit Sentul yang selalu menjadi andalan untuk menggelar kejuaraan internasional.
Untuk sirkuit lain, kata dia, hanya bisa digunakan untuk kejuaraan kelas bebek. Padahal untuk bersaing pada kancah internasional seharusnya yang lebih ditekankan adalah kelas Moto3 maupun Moto2 yang selanjutnya diproyeksikan untuk turun di kelas bergengsi MotoGP.
"Urusan kelas bebek, kita paling oke di dunia. Tapi di level dunia tidak ada. Makanya, kita harus segera menyesuaikan dengan balapan yang ada di internasional meski harus dilakukan secara bertahap," kata pria yang juga pengusaha itu.
Demi mendapatkan pembalap potensial, PP IMI akan melakukan fomula yang berbeda yaitu dengan menurunkan tim pencari bakat ke daerah-daerah. Selanjutnya pebalap potensial itu akan mendapatkan pelatih khusus ataupun dilibatkan dalam kerja sama dengan ATPM yang ada di Indonesia.
Selain menurunkan tim pencari bakat, PP IMI juga akan memaksimalkan penyelenggara kejuaraan di daerah untuk menambah kegiatannya. Hanya saja, kejuaraan yang digelar harus sesuai dengan aturan baik soal perizinan hingga yang menangani balapan.
"Selama ini banyak penyelenggara event tidak mengerti prosedur. Makanya, ke depan kami akan membuat regulasi yang jelas. Rencananya akan kami bahas pada rakernas Desember nanti," kata Sadikin Aksa menegaskan.
Khusus untuk roda dua, Indonesia memang tidak banyak melahirkan pembalap kelas internasional yang bisa bersaing. Hanya ada beberapa nama yang sukses merasakan ketatnya balapan baik Moto3 dan Moto2 di antaranya Doni Tata. Namun dia juga tak dapat menorehkan prestasi mengilap.
Saat ini, ada beberapa nama pembalap yang didukung oleh ATPM seperti Honda dan Yamaha digembleng di luar negeri seperti di Spanyol dan Italia. Ke depan, pembalap-pembalap ini diharapkan mampu bersaing dan sukses mencapai prestasi tertinggi.