REPUBLIKA.CO.ID, PHILIP ISLAND -- Suzuki Ecstar harus kehilangan hak konsesi pada MotoGP musim depan. Ini karena Suzuki sudah mengoleksi enam poin konsesi setelah kemenangan Vinales dalam sejumlah balapan tahun ini.
Aturan teknis MotoGP menyebutkan seluruh tim pabrikan akan dipantau sepanjang musim. Pabrikan yang pembalapnya naik podium akan dihitung poin konsesinya. Podium satu bernilai satu poin, posisi kedua dua poin, dan peringkat ketiga tiga poin konsesi. Hak konsesi berupa kemudahan yang diberikan kepada pabrikan yang baru bergabung di MotoGP.
Suzuki sudah mengumpulkan enam poin konsesi usai kemenangan Vinales di GP Prancis, GP Inggris, GP Jepang, dan GP Australia. Hak konsesi memungkinkan pabrikan mendapat kemudahan, seperti jatah sembilan unit mesin per pembalap, riset mesin tak dibekukan pada musim berjalan, pembalap utama bebas melakukan tes pribadi.
Jika hak konsesi dicabut, Suzuki hanya akan mendapat jatah tujuh unit mesin per musim per pembalap, riset mesin dibekukan, dan pembalap utama hanya diizinkan tes pribadi selama lima hari. Jika Suzuki berhasil menambah poin konsesi satu poin lagi, musim depan tim biru ini akan setara dengan Yamaha, Honda, dan Ducati yang tidak memiliki hak konsesi.
Bos Suzuki Ecstar, Davide Brivio mengungkapkan pihaknya tak khawatir kehilangan kemudahan dari penyelenggara. Itu karena Suzuki lebih bangga naik podium ketimbang terus mendapat hak konsesi.
"Target kami memang ingin menyamai pembalap tim-tim utama lainnya. Kami lebih tertarik finis dan naik podum ketimbang mendapat kelonggaran pada 2017," katanya, dilansir dari Crash, Kamis (27/10).
Hak konsesi diberikan oleh Grand Prix Commission (GPC). Komisi ini terdirii dari Dorna Sports, International Road Racing Teams Association (IRTA), Fédération Internationale de Motocyclisme (FIM), dan Motorcycle Sport Manufacturers Association (MSMA).