REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pendatang baru MotoGP, Johann Zarco menorehkan prestasi gemilang dengan posisi kelima di GP Argentina, pekan lalu. Dia mengaku terkesan dengan duo Yamaha Movistar, Valentino Rossi dan Maverick Vinales.
Juara dunia dua kali Moto2 itu sempat terpeleset pada seri pembuka tahun ini di GP Qatar. Sejak itu dia menjadikan Rossi dan Vinales sebagai motivasi dan barometernya. “Di Qatar, saya membuat banyak orang terkejut termasuk diri saya sendiri. Saya memulai balapan dengan sikap positif dan percaya diri. Saya yakin bisa melakukannya sehingga termotivasi. Saya harap saya dalam situasi baik lagi (seperti di Argentina)," katanya, dilansir dari Speedweek, Senin (17/4).
Zarco merasa beruntung dia bergabung dengan tim satelit Yamaha dpada karier pertamanya di MotoGP. Ini karena motor Yamaha sangat baik dikendarai pemula. Sisanya adalah menggunakan kesempatan sebaik mungkin.
Jonas Folger dan Zarco bermain dalam tim yang sama, Tech 3 Yamaha. Mereka tentu bisa mengakses data pembalap utama, Rossi dan Vinales. “Saya bisa membandingkan penampilan sendiri dengan mereka. Rasanya fantastis melihat mereka menangani motor. Saya sangat terkesan karena mereka berdua seperti komputer," kata Zarco.
Zarco mengatakan sistem mesin bisa berganti kapan saja, tapi Rossi dan Vinales bisa mengubah gaya mengemudi supaya bisa beradaptasi dengan baik. Zarco membutuhkan pengalaman untuk mencapai titik tersebut.
Posisi tubuh saat berada di atas motor, kata pembalap asal Prancis ini memengaruhi berkurangnya bahan bakar di tangki. Pembalap MotoGP profesional pastinya mempertimbangkan gas serta rem depan dan belakang. "Empat hal itu harus diperiksa, yaitu gas, rem depan, rem belakang, dan gigi. Rossi dan Vinales melakukan empat hal itu secara otomatis. Bagi saya, itu bisa dikuasai perlahan sembari mengembangkan kemampuan diri," katanya.