REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembalap Repsol Honda, Dani Pedrosa masih belum menemukan titik kelemahan pabrikan rivalnya, Ducati meski sudah 14 seri balapan berlangsung. Pembalap Spanyol itu tertinggal 54 poin di belakang rekan satu timnya, Marc Marquez.
Seorang pembalap biasanya lebih sering fokus pada kekuatan lawan. Pedrosa mengatakan kekuatan jauh lebih penting karena ini yang membuat perbedaan.
"Tahun ini misalnya, sulit sekali menemukan kelemahan Ducati. Semua orang bisa melihat seberapa cepat dan seberapa banyak mereka melakukan perbaikan. Mereka sekarang sangat cepat di sesi latihan juga balapan, terutama pada rute-rute berbeda. Sulit memprediksi apakah hasil klasemen saat ini tetap sama atau berubah sampai akhir musim," kata Pedrosa, dilansir dari Speedweek, Jumat (6/10).
Pada akhirnya, kata pembalap 32 tahun ini, setiap pembalap di MotoGP tahun ini bisa keluar sebagai pemenang di sejumlah balapan berbeda. Londisi ini dinilainya bisa menghemat poin Marquez.
Petrucci misalnya sangat baik mengemudikan motornya. Dia bisa naik podium sekaligus menyelamatkan poin Marquez, sebab poin dari pembalap-pembalap lain semakin kecil.
Pedrosa juga memuji kembalinya Valentino Rossi ke lintasan dalam waktu singkat. Pembalap kelahiran Sabadell, 29 September 1985 ini terkejut sebab menurut pengalamannya tidak mungkin pembalap yang kakinya cedera bisa tetap membalap di level sama.