Senin 19 Sep 2016 17:25 WIB

Kegemilangan Atlet Berhijab di Hookey Indoor Putri

Rep: Febrian Fachri/ Red: Bilal Ramadhan
Atlet Hoki Indoor putri DKI Jakarta Annur Amalia El Islamy, Saadah, Rayhan Jannatain Ainani Uno, Ika Oktaviani, Annisa Sharafina (dari kiri) berfoto bersama usai pertandingan final PON XIX di Gymnasium FPOK UPI, Bandung, Jawa Barat, Senin (19/9). DKI Jakar
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Atlet Hoki Indoor putri DKI Jakarta Annur Amalia El Islamy, Saadah, Rayhan Jannatain Ainani Uno, Ika Oktaviani, Annisa Sharafina (dari kiri) berfoto bersama usai pertandingan final PON XIX di Gymnasium FPOK UPI, Bandung, Jawa Barat, Senin (19/9). DKI Jakar

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Final hookey indoor nomor putri mempertemukan DKI Jakarta versus Papua. Hasilnya dua kali 20 menit pertandingan, DKI unggul dengan skor meyakinkan 4-2. Hal yang menarik disaksikan selama pertandingan adalah banyaknya atlet hookey berkerudung yang memperkuat DKI Jakarta.

Dua pemain berkerudung yang tampil sejak menit pertama adalah Annisa Sharafina dan Annur Amalia El Islamy. Keduanya berposisi sebagai pemain belakang. Aksi keduanya begitu banyak menggagalkan percobaan serangan lini depan Papua.

Di bangku cadangan, masih terdapat tiga lagi olahragawati hookey di tim DKI. Mereka adalah Saadah, Rayhan Jannatain Ainani Uno dan Ika Oktavianti. Ika adalah pencetak gol ketiga buat DKI.

Berkat lesakan golnya itu DKI yang sempart disamai menjadi 2-2 oleh Papua menjadi bangkit lagi. Saadah dan Rayhan dimasukkan pada babak kedua oleh pelatih Yayan Hendriyana. Masuknya Saadah dan Rayhan membuat lini pertahanan DKI menjadi kuat sehingga skor akhir 4-2 dapat dipertahankan sampai pertandingan berakhir.

Atlet-atlet hookey berjilbab DKI ini begitu bahagia dengan prestasi yang mereka ciptakan. Usai pertandingan Annisa meluapkan kegembiraannya dengan memeluk ibundanya yang menyaksikan di tribun utama.

Ia berlari menghampiri sang ibunda bernama Rina. Tangis air mata Rina tak tertahan ketika melihat hati anaknya yang begitu gembira. “Anissa suka hookey sejak dulu. Kami semua keluarga mendukung,” kata Rina, kepada Republika.co.id, Senin (19/9).

Rina menyebut anaknya selalu berpakaian islami sejak kecil. Bahkan sejak SD. Ketika ia menekuni olahraga hookey, Annisa kata sang ibund tak pernah melepaskan hijabnya. Bahkan hal itu dijadikan Annisa untuk membuktikan bahwa berpakaian islami bukanlah halangan untuk menjadi atlet berprestasi.

“Mendapatkan medali emas adalah mimpi saya sejak tiga tahun lalu,” ucap Annisa.

Annisa sudah menggeluti olahraga hookey sejak SMA. Dengan momentum medali emas ini ia berharap dapat terus meningkatkan permainannya. Annisa berharap dapat membela tim hookey Indonesia untuk SEA Games dan Asian Games.

Setelah melakukan selebrasi di lapangan bersama tim dan ofisial. Tim hookey putri DKI Jakarta ini melakukan sesi berfoto bersama. Termasuk juga dengan tim lawan Papua. Republika secara khusus meminta Saadah, Annisa, Ika, Annur dan Rayhan berfoto bersama.

“Inilah Atlet Hookey Syariah Jakarta,” ucap salah satu dari mereka sambil bercanda kepada rekan-rekannya yang lain.

Pelatih Tim Hookey putri DKI Jakarta Yayan Hendriana pun mengapresiasi banyaknya anak-anak asuhnya yang tetap berhijab walau saat bertanding. Menurut Yayan itu adalah hak asasi pemain yang tak boleh diganggu gugat. Ia akan mendukung anak asuhnya asalkan bisa nyaman bertanding di lapangan.

Sebagai pelatih Yayan memang tak pernah mempermasalahkan apakah ada pemain yang berkerudung atau tidak. Yang penting kata Yayan bisa memberikan kemampuan terbaik untuk tim. “Berjilbab adalah hak bagi pemain putri kami yang berkomitmen mengenakannya. Tidak masalah. Justru itu membuat mereka tampil lebih baik,” ucap Yayan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement