Selasa 27 Sep 2016 21:16 WIB

Aher Bantah Soal Kecurangan PON XIX

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Angga Indrawan
Ahmad Heryawan
Foto: Republika/Edi Yusuf
Ahmad Heryawan

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan menepis sejumlah tudingan kecurangan yang terjadi selama penyelenggaraa PON XIX di Jawa Barat. Aher mengimbau masyarakat agar selalu meninjau ulang kembali informasi yang diperoleh dari media mana pun. Agar, informasi yang beredar dapat dipercaya validitasnya.

Permasalahan yang terjadi seputar ajang PON 2016 Jabar seperti masalah kecurangan, kontroversi wasit, hingga sikap tidak sportif saat bertanding, menjadi catatan buram even olahraga empat tahunan ini. "Banyak sekali informasi yang belum tentu sesuai dengan fakta di lapangan, beredar di kalangan masyarakat," ujar Heryawan yang akrab disapa Aher yang juga menjadi Ketua Umum PB PON XIX saat berada di hotel The Trans Luxury, Selasa malam (27/9).

Menurut Aher, kasus kericuhan yang terjadi selama PON berlangsung banyak mengundang perhatian masyarakat khususnya netizen yang menerima informasi lewat media sosial. Padahal, belum tentu valid. Aher menghimbau kepada masyarakat khususnya netizen pengguna media sosial untuk skeptis dalam menyikapi informasi yang diperoleh. Masalah verifikasi atau peninjauan kembali terhadap informasi sangat diperlukan agar masyarakat menerima fakta yang valid.

Saat ini, kata dia, sudah terjadi permasalahan dari beberapa cabang olahraga seperti polo air, gulat, dan berkuda yang sangat menarik perhatian netizen selama berlangsungnya PON 2106. Kasus tersebut, menjadikan Jabar menjadi sorotan media mana pun. Namun, dengan adanya kontroversi tersebut tidak menyurutkan tekad Jabar dalam menyukseskan ajang PON 2016 hingga kegiatan selesai.

"Wajar Jabar menjadi sebagai sorotan masyarakat khususnya dari provinsi lain karena berstatus sebagai tuan rumah," kata Aher.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement