REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kiper tim sepak bola Jawa Barat (Jabar) Muhammad Natsir bersyukur timnya bisa meraih medali emas dalam gelaran PON XIX/2016. Jabar sudah payah menaklukkan Sulawesi Selatan (Sulsel) 5-4 lewat adu penalti di Stadion Si Jalak Harupat, Rabu (28/9).
Menurut pria yang juga penjaga gawang Persib Bandung, upaya memperoleh kemenangan melalui adu penalti memiliki beban yang lebih besar. Ketegangan yang terjadi saat adu penalti sangat terasa. Apalagi, dia sebagai kiper menjadi ujung tombak dalam adu penalti tersebut.
"Saya juga tidak ingin pertandingan ini berakhir dengan adu penalti karena memang bebannya yang sangat luar biasa," ujar dia usai laga.
Meski begitu, kemenangan kali ini merupakan capaian luar biasa dari seluruh rekan setimnya. Rekan setimnya sudah menunjukan penampilan terbaiknya dan terus berupaya keras untuk merebut medali emas.
"Balik lagi ke Allah yang merencanakan semua ini. Tadi sempat terbobol saat adu penalti. Tapi, Alhamdulillah bisa meraih kemenangan," tutur dia.
Pelatih Jabar Lukas Tumbuan bangga dengan capaian anak-anak asuhannya itu. Menurut dia, pemainnya sudah menunjukan perjuangan untuk memperoleh kemenangan dan menampilkan mental yang militan.
Lukas pun mengakui, medali emas dari cabor sepak bola yang dipersembahkan pemainnya diperoleh dengan begitu sulitnya. Dan beberapa kali, permainan timnya sempat dihambat tim lawan sehingga pemainnya sulit mengeluarkan permainan terbaiknya.
"Sulit ya. Betapa permainan kami dihambat. Menang tapi susahnya setengah mati," tutur dia.