REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Petenis terbaik putra Indonesia, Taufik Hidayat, menegaskan kemenangannya atas Bao Chunlai membuktikan bahwa pemain tua tak seharusnya mundur dari arena kalau pemain muda belum mampu mengungguli prestasi yang tua. Taufik menumbangkan pemain Cina itu dengan skor 21-19, 25-23 pada babak kedua "Indonesia Open Superseries Premier 2011" di Jakarta, Kamis.
"Akhir-akhir ini banyak desakan di masyarakat yang meminta pemain-pemain tua mundur untuk memberikan kesempatan pada yang lebih muda. Saya sebetulnya ingin memberi kesempatan itu, namun prestasi pemain mudanya mana?" tutur Taufik yang kini berusia 29 tahun. Menghadapi Bao Chunlai kali ini Taufik tampil terseok-seok di awal set, baik set pertama maupun kedua. Namun ketenangan, kesabaran, dan kematangan membuat Taufik mampu mengungguli Bao Chunlai, pada poin-poin kritis.
Di set kedua misalnya, Taufik selalu tertinggal dalam pengumpulan angka. Taufik menyamakan kedudukan pada 11-11, 13-13, 16-16, 19-19. Pada poin kritis inilah Taufik menunjukkan kelasnya sebagai pemain dunia, dengan merebut poin demi poin.
Menjelang akhir set kedua terjadi drama menegangkan dengan terjadinya empat kali deuce. Taufik bahkan sempat tertinggal 22-23 setelah terjadi tiga kali deuce (20-20, 21-21, 22-22), sebelum menyamakan kedudukan 23-23.
Setelah kedudukan inilah Taufik memimpin 24-23 setelah bola kembalian Bao Chunlai nyangkut di net. Pemain Indonesia unggulan ketiga ini kemudian mengakhiri perlawanan Bao Chunlai dengan smes tajam di sisi kanan pemain Cina itu tanpa dapat dijangkau. "Saya akui Taufik tampil sangat bagus dan sabar, sementara saya banyak melakukan kesalahan sendiri," tutur Bao Chunlai.
Pada babak perempat final hari Jumat (24/6), Taufik bertemu pemenang pertandingan unggulan kelima, Peter Gade (Denmark) melawan Shon Wan Ho (Korsel). Taufik menegaskan tidak ada masalah melawan siapa pun di antara mereka. "Saya selalu menikmati pertandingan melawan Peter Gade. Menang atau kalah bagi saya bukan masalah," papar Taufik.