REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ganda campuran Indonesia Tontowi Ahmad-Liliyana Natsir menargetkan medali emas pada Olimpiade London menyusul sukses mereka menjuarai turnamen bergengsi All England dan Swiss Terbuka.
"Target untuk ke depannya, pada olimpiade, semoga bisa menyumbangkan yang terbaik, yakni mendapatkan emas," kata Tontowi Ahmad ketika tiba kembali di Tanah Air melalui Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (20/3) malam.
Ganda campuran yang diduetkan sejak Oktober 2010 itu mengukir prestasi cemerlang setelah dalam waktu dua pekan, mereka berhasil meraih dua gelar di Eropa.
Pada partai final All England, turnamen bergengsi yang sudah berusia 102 tahun itu, mereka berhasil mengubur harapan wakil Denmark, Thomas Laybourn/Kamilla Rytter-Juhl, 21-17, 21-19 dalam pertarungan selama 43 menit di National Indoor Arena, Birmingham, Inggris.
Kemenangan ganda Indonesia yang saat ini menempati peringkat empat dunia itu mengulang catatan emas yang diukir pendahulunya, Christian Hadinata/Imelda Kurniawan, setelah penantian selama 33 tahun.
Kemudian pada 18 Maret lalu, mereka menggondol gelar juara Swiss Terbuka Grand Prix Gold setelah pada final mengalahkan pasangan Thailand Sudket Prapakamol-Saralee Thoungthongkam 21-16, 21-14.
"Yang pasti kami senang dan bangga. Mudah-mudahan dengan juara All England ini menjadi motivasi untuk pertandingan yang lebih penting lagi di Olimpiade," kata Liliyana yang mengakui bahwa pesaing berat mereka masih dari para pemain Cina dan Denmark.
Sukses Tontowi-Liliyana itu mengakhiri paceklik prestasi bulu tangkis Indonesia pada ajang bergengsi dan diharapkan dapat memotivasi atlet lain untuk meniru jejak mereka serta menjadi awal yang baik untuk Olimpiade mendatang.
"Ini menunjukkan bahwa tidak ada yang tidak bisa dicapai, kalau bisa, hal ini ditiru oleh rekan-rekannya," kata Sekretasis Jenderal PB PBSI Jacob Rusdianto yang ikut menyambut kedatangan pasangan tersebut.
Jacob mengatakan bahwa tradisi emas yang dibebankan pada Olimpiade itu tidak hanya ditargetkan pada pasangan ganda campuran Tontowi dan Liliyana, namun juga berlaku untuk semua atlet. "Kami tidak ingin membeda-bedakan, kamu yang ditargetkan, kamu yang tidak," ujarnya.