REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA. Pasangan ganda putra Tim Piala Davis Indonesia, Christopher Rungkat/David Agung Susanto tunduk dari pasangan Thailand, Sanchai Ratiwatana/Sonchat Ratiwatana.
Ganda putra Thailand menekuk Indonesia dalam rubber set 7-6(6), 6-3, 6-1. Untuk sementara Indonesia tertinggal 1-2 dari Thailand di babak semifinal Piala Davis Grup II Asia/Oceania.
Kekalahan yang diderita ganda putra Indonesia dari pasangan kembar Thailand tersebut merupakan sebuah pukulan telak. Hal ini karena Tim Piala Davis Indonesia menaruh harapan besar di ganda putra agar tidak terhentikan langkahnya.
Kapten Tim Piala Davis Indonesia, Bonit Wiryawan dalam jumpa pers seusai pertandingan di Jakarta, Sabtu (7/4), mengatakan kekalahan ganda putra ini seharusnya tidak terjadi jika mengambil set point dengan sebaik-baiknya.
"Seharusnya lebih fokus di first serve dan bisa mengambil set point. Kita kurang bisa memanfaatkan momen krusial ini," kata Bonit. Kekalahan ini diharapkan bisa menjadi pelajaran berharga bagi ganda putra Indonesia di turnamen-turnamen selanjutnya.
Melawan tim kuat seperti Thailand, Bonit, mengutarakan anak asuhannya seharusnya bermain lebih kuat dan jangan pernah merasa putus asa. Si kembar Ratiwatana adalah pasangan ganda putra yang berpengalaman yang sudah memiliki jam terbang cukup.
Keperkasaan permainan si kembar Ratiwatana juga diakui oleh Christo, panggilan akrab Christopher Rungkat. Dikatakannya, kedua petenis tersebut jika sudah keluar dari lubang jarum langsung mampu menghempaskan lawan mainnya.
"Setelah melewati set pertama, mereka keluar dari pressure dan (tempo permainan) naik terus. Titik baliknya di ditu. Apalagi mereka itu kembar ya," ujar Christo.