REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Legenda bulutangkis putri Indonesia, Susi Susanti prihatin atas kegagalan Tim Thomas dan Uber Indonesia melaju ke semifinal Piala Thomas dan Uber 2012 di Wuhan, Cina. Menurut peraih medali emas bulutangkis Olimpiade Barcelona 1992 itu berpendapat, kekalahan tim Indonesia pada perempat final dari Jepang harus menjadi awal membangun motivasi dan kepercayaan diri tim supaya kejadian serupa tidak terulang.
"Saya rasa susunan pemain sudah benar, karena itu tim terbaik kita. Cuma saya melihat stamina dan pada saat poin kritis kita selalu kalah. Disanalah peran pelatih dan pengurus dalam mengelola dan membangun rasa percaya diri, motivasi, dan keberanian pemain sangat berpengaruh," katanya saat dihubungi melalui telepon dari Jakarta, Kamis (24/5).
Menurut istri Alan Budikusuma itu, yang pernah berhasil membawa tim Piala Uber Indonesia mencapai final di Istora Gelora Bung Karno pada 2008 itu, pelatih dan tim manajemen harus mempelajari kelebihan dan kelemahan pemain serta lawan. Sehingga, para pelatih mampu memberikan motivasi dan masukan kepada pemain supaya tidak pernah takut melawan siapapun di lapangan.
Dijelaskan wanita 41 tahun itu, kekalahan tim Indonesia juga dipengaruhi regenerasi pemain. "Bibit untuk pemain putri kita lebih sedikit daripada putra. Tapi kita harus tetap berusaha melakukan pembinaan, dimulai dari klub-klub dan sekolah agar para peminat bulu tangkis lebih banyak lagi," katanya.
Selain itu, katanya, PBSI harus bekerja keras mengembalikan kejayaan bulu tangkis. "Tentunya PBSI harus bekerja keras untuk bisa mengembalikan kejayaan bulu tangkis dengan pembinaan yang berkesinambungan serta program perencanaan yang jelas," sebut Susi.
Indonesia terakhir kali meraih Piala Uber pada 1996, ketika Susi masih memperkuat tim Merah Putih.