REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA. Tunggal putra Indonesia, Simon Santoso mengaku tetap optimis cabang bulutangkis bisa mempertahankan tradisi emas di Olimpiade London 2012 meskipun belum lama ini tim Thomas dan Uber Indonesia bermain buruk dalam ajang Piala Thomas dan Uber 2012 di Wuhan, Cina.
"Saya tetap menatap optimis untuk tampil di Olimpiade London. Di Piala Thomas dan Uber itu kan kejuaraan beregu, sedangkan di olimpiade itu lebih ke perorangan," kata Simon kepada Republika di Jakarta, Ahad (27/5).
Sebagaimana diketahui, tim Thomas dan Uber Indonesia tampil buruk sehingga harus tersingkir dari babak perempat final Piala Thomas dan Uber 2012 dari tangan Jepang 2-3. Kekalahan tim Indonesia, terutama tim Uber dari Jepang ini adalah rekor catatan terburuk bagi dunia bulutangkis tanah air.
Melihat kondisi miris ini, Simon mengatakan kekalahan di Wuhan tentu saja menjadi pelajaran besar bagi dirinya, tidak terkecuali kepengurusan Pengurus Besar Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI). Evaluasi tentu saja harus dilakukan atas kekalahan kemarin di Wuhan, ujar Simon.
Namun, tunggal pertama Indonesia yang menduduki rangking sembilan dunia ini mengaku tidak akan terbebani atas kekalahan tim Thomas. "Sekarang ini yang terpenting saya fokus ke latihan," lugas Simon. Di Olimpiade London yang akan dihelat mulai 27 Juli sampai 12 Agustus mendatang ini, ia siap tampil maksimal terutama mewaspadai rival terberat dari Cina, Korea Selatan dan Denmark.
Sebelumnya, tunggal putra Indonesia lainnya, Taufik Hidayat, menyampaikan kekecewaanya terhadap induk olahraga bulutangkis di tanah air, PB PBSI terkait kegagalan tim Thomas dan Uber Indonesia di Wuhan. "PB PBSI harus bekerja keras untuk mencari pemain berkualitas. Kondisi yang ada di PB PBSI saat ini harus dirubah," kata Taufik mengkritisi PB PBSI seperti dikutip Reuters.
Tidak hanya itu, Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) juga diminta merubah format kualifikasi olimpiade dan peraturan bagi cabang olahraga bulutangkis. Saya harap BWF akan serius merubah format dan lebih memperketat aturan kualifikasi olimpiade ke depannya.
Terkait persiapan PB PBSI mengjadapi Olimpiade London, Sekretaris Jenderal PB PBSI, Jacob Rusdianto kepada Republika menyatakan pihaknya akan menganalisa laporan yang dibuat oleh manajer dan pelatih yang menangani tim Thomas dan Uber Indonesia di Cina. "Kemudian kita dapat mengambil langkah-langkah ke depan," ujar Jacob.