Senin 18 Jun 2012 09:20 WIB

Wow, Indonesia Open Lebih Baik dari All England

Rep: Ratna Puspita/ Red: Hafidz Muftisany
Pebulutangkis ganda campuran Indonesia Ahmad Tantowi (kiri) dan Liliyana Natsir (kanan) berjalan memasuki lapangan untuk bertanding melawan pebulutangkis China Zhang Nan dan Zhao Yunlei dalam pertandingan final Djarum Indonesia Open Super Series Premier 20
Foto: Antara
Pebulutangkis ganda campuran Indonesia Ahmad Tantowi (kiri) dan Liliyana Natsir (kanan) berjalan memasuki lapangan untuk bertanding melawan pebulutangkis China Zhang Nan dan Zhao Yunlei dalam pertandingan final Djarum Indonesia Open Super Series Premier 20

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – BWF menyatakan penyelenggaraan Djarum Indonesia Open Super Series Premier 2012 sebagai yang terbaik tahun ini. Penyelenggara Djarum Indonesia Open Super Series Premier 2012 dinilai berhasil memadukan pertunjukan olah raga terbaik dengan hiburan.

Direktur Turnamen BWF Darren Parks mengatakan, penyelenggara melakukan banyak pembenahan sehingga even berhadiah 650 ribu dolar AS ini lebih baik dibandingkan tahun lalu. Pada 2011, Djarum Indonesia Open Super Series Premier menjadi satu yang terbaik.

"Tahun ini, ini adalah turnamen Super Series terbaik," kata Parks, seusai penyelenggaraan Djarum Indonesia Open Super Series Premier 2012, Ahad (17/6).

Even Super Series lainnya yang sudah digelar tahun ini, yaitu Korea Open Super Series Premier, Malaysia Open Super Series, All England Super Series Premier,  dan India Super Series.

Darren mengatakan, pihaknya mengapresiasi penyelenggara yang membuat atlet menjadi lebih nyaman berada di dalam Istora Senayan, Jakarta Pusat. Selain itu, penyelenggara juga menghadirkan berbagai pertunjukan untuk membuat penonton lebih terhibur.

Menurut dia, penekanan pada sisi hiburan ini sangat penting untuk mengembangkan bulu tangkis.  "Kalau orang terhibur, mereka akan datang lagi. Ini sangat bagus sebagai sebuah olah raga yang ingin menjaring lebih banyak sponsor," kata dia.

Menurut Darren, hal yang kurang dari penyelenggaraan hanyalah Istora sebagai arena pertandingan. Dia mengatakan, area untuk lapangan pertandingan terlalu kecil. Meski demikian, BWF tidak mempermasalahkan kalau venue ini kembali digunakan.

"Bagaimanapun, Istora punya kedekatan emosional dengan penonton. Bagi kami, itu hal yang penting. Apalagi, penyelengara masih bersedia melakukan perbaikan," kata dia.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement