Jumat 21 Sep 2012 21:59 WIB

Jadwal Voting Maju 3 Jam, Icuk Merasa Dicurangi

Rep: Irfan Fitrat/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Icuk Sugiarto.
Foto: Antarafoto
Icuk Sugiarto.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Icuk Sugiato sangat kecewa dengan proses pemilihan ketua baru Persatuan Bulu tangkis Indonesia (PBSI) untuk periode masa jabatan 2012-2016. Mantan atlet bulu tangkis nasional ini kalah bersaing dengan kandidat lainnya, Gita Wirjawan.

Gita terpilih secara aklamasi dalam Musyawarah Nasional (Munas) PBSI XXI hari kedua di Yogyakarta, Jumat (21/9). Gita mendapatkan dukungan dari 30 Pengurus Provinsi (Pengprov) PBSI dan PBSI pusat. Sedangkan Icuk hanya meraih dukungan dari Pengrov DKI Jakarta dan Nusa Tenggara Barat. Icuk mengkritisi pemilihan ketua baru ini. "Bagaimana Gita bisa dinyatakan secara aklamasi," katanya.

Berdasarkan pada agenda acara, Icuk mengatakan, proses pemilihan ketua baru baru diadakan sekitar pukul 16.00. Namun ternyata, agenda itu terjadi lebih cepat sekitar pukul 10.30. Padahal, ia katakan, saat itu merupakan jadwal bagi Pengprov untuk memberikan pandangan umum terkait laporan pertanggungjawaban. "Hari ini kita melihat tata tertib acara dilanggar," kata dia.

Icuk pun kaget ketika mendengar Gita sudah terpilih secara aklamasi. Ia sendiri tidak ada di ruang sidang ketika keputusan diambil. Pasalnya, Icuk saat itu tengah melakukan lobi dengan beberapa pemegang suara untuk bisa mendukung dirinya sebagai ketua baru PBSI. "Kalau agenda berjalan pada jam empat (sore), saya berpikir masih bisa membalikan keadaan," ujarnya.

Namun Ketua Sidang Munas, Koesdarto Pramono, sudah mengetuk palu terlebih dulu untuk memutuskan Gita sebagai ketua baru. Sedangkan Icuk dongkol karena merasa kalah sebelum bertarung. Ia mengatakan, dirinya tidak mempunyai kesempatan untuk menyampaikan visi misinya pada peserta munas. "Pukul 10.30 sudah langsung diputuskan selesai, itu lucu sekali," kata pria yang menjabat sebagai Ketua Pengprov PBSI DKI Jakarta itu.

Icuk berpendapat, munas PBSI ke-21 ini cacat hukum. Termasuk jadwal penyelenggaraan munas yang dilaksanakan sebelum masa jabatan Ketua Umum PBSI, Djoko Santoso, berakhir. Melihat situasi ini, ia menilai kepengurusan PBSI tidak mengarah pada perbaikan. "Bukannya menjawab untuk membenahi, tapi yang terjadi justru mempertontonkan cara yang tidak elegan," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اِذْ اَنْتُمْ بِالْعُدْوَةِ الدُّنْيَا وَهُمْ بِالْعُدْوَةِ الْقُصْوٰى وَالرَّكْبُ اَسْفَلَ مِنْكُمْۗ وَلَوْ تَوَاعَدْتُّمْ لَاخْتَلَفْتُمْ فِى الْمِيْعٰدِۙ وَلٰكِنْ لِّيَقْضِيَ اللّٰهُ اَمْرًا كَانَ مَفْعُوْلًا ەۙ لِّيَهْلِكَ مَنْ هَلَكَ عَنْۢ بَيِّنَةٍ وَّيَحْيٰى مَنْ حَيَّ عَنْۢ بَيِّنَةٍۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَسَمِيْعٌ عَلِيْمٌۙ
(Yaitu) ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh sedang kafilah itu berada lebih rendah dari kamu. Sekiranya kamu mengadakan persetujuan (untuk menentukan hari pertempuran), niscaya kamu berbeda pendapat dalam menentukan (hari pertempuran itu), tetapi Allah berkehendak melaksanakan suatu urusan yang harus dilaksanakan, yaitu agar orang yang binasa itu binasa dengan bukti yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidup dengan bukti yang nyata. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

(QS. Al-Anfal ayat 42)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement