Sabtu 08 Jun 2013 17:57 WIB

Teknologi Mata Elang Gagal Diterapkan di Indonesia Terbuka

Pebulutangkis ganda putri China Wang Xiaoli dan Yu Yang mengembalikan bola ke arah pebulutangkis Indonesia Vita Marissa dan Nadya Melati dalam pertandingan final Djarum Indonesia Open Super Series Premier 2011 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (26/6).
Foto: Antara
Pebulutangkis ganda putri China Wang Xiaoli dan Yu Yang mengembalikan bola ke arah pebulutangkis Indonesia Vita Marissa dan Nadya Melati dalam pertandingan final Djarum Indonesia Open Super Series Premier 2011 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (26/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penggunaan teknologi mata elang (hawk eye) gagal diresmikan pada kejuaraan bulu tangkis Djarum Indonesia Terbuka 2013, 10-16 Juni, di Istora Senayan Jakarta.

"Tidak jadi diterapkan di Indonesia Terbuka, di-'pending' dahulu," kata Ketua I Panitia Pelaksana Indonesia Terbuka 2013 Basri Yusuf di Jakarta, Sabtu (8/6).

Basri mengatakan bahwa teknologi mata elang yang dapat menampilkan akurasi jatuhnya bola itu masih dalam tahap uji coba. Menurutnya, ada kemungkinan teknologi mata elang kembali diuji coba di turnamen berhadiah total 700 ribu dolar AS tersebut, seperti halnya saat diuji coba saat Piala Sudirman pada bulan Mei silam.

Pada saat diuji coba di Piala Sudirman, program teknologi mata elang ternyata belum dapat menghasilkan akurasi yang benar-benar tepat.Sebagaimana disampaikan oleh perwakilan dari promotor PB Djarum, Yoppy Rosimin, alasan itu yang membuat teknologi mata elang tidak jadi diterapkan di Indonesia Terbuka.

"Karena akurasinya belum tepat dari hasil uji coba di Piala Sudirman, jadi belum berani. Ini programnya mau diperbaiki dahulu," ujar Yoppy. Akan tetapi, lanjut dia, kemungkinan nanti diuji coba di Indonesia Terbuka, hanya saja tidak jadi diresmikan.

Teknologi mata elang merupakan teknologi dengan rekaman kamera yang memperlihatkan gerak bola dengan gerakan lambat sampai bola menyentuh bidang lapangan. Teknologi yang sudah diterapkan pada tenis dan kriket itu menggunakan banyak kamera yang terintegrasi dengan sistem komputer untuk menangkap sensor bola.

Dengan penggunaan teknologi mata elang ini, kata dia, akan meminimalisasi kekeliruan hakim garis dalam memutuskan apakah bola masuk atau tidak saat terlihat menyentuh garis. Dengan demikian, kata dia, memungkinkan pemain untuk mengajukan "instant-review" guna memastikan jatuhnya bola dan pemain pun tidak dirugikan keputusan yang keliru.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement