Sabtu 29 Jun 2013 23:57 WIB

Tommy Haas, Petenis Tertua yang Tak Kenal Lelah

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Mansyur Faqih
Tommy Haas
Foto: Tenins Panorama
Tommy Haas

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Predikat sebagai petenis tertua melekat dalam diri Tommy Haas. Bermain dengan kemampuan terbaiknya di usia 35 tahun, dia mengalahkan petenis dari Taiwan Jimmy Wang dengan skor 6-3, 6-2, 7-5 pada putaran kedua di All England Club, Wimbledon.

Petenis rangking 13 itu mencapai semifinal Wimbledon empat tahun lalu. Tahun ini merupakan pencapaian yang cukup baik setelah sempat absen pada 2010 karena mengalami cedera pinggul. Sedangkan pada Wimbledon 2011 dan 2012, Haas langsung tersingkir di babak pertama.

Tak hanya itu, petenis yang memulai karier profesionalnya sejak 1996 silam tersebut juga tercatat sebagai petenis tertua di Prancis Terbuka 2013. Meski pun perjalanannya hanya mencapai babak perempat final. Haas mengakui, dia termasuk cukup terlambat memulai kariernya. Namun hal tersebut tidak lantas membuatnya merasa tersaing dengan petenis muda lainnya.

"Usia tidak masalah, bagi saya yang terpenting adalah bermain tenis dengan baik di lapangan," ujarnya dilansir dalam AP, Sabtu (29/6).

Haas memiliki dua kewarganegaraan yakni Jerman-Amerika Serikat (AS). Dia resmi menjadi warga negara AS pada Januari 2010 karena menikah dengan Sara Foster yang merupakan putri dari musisi David Foster. Namun dia memutuskan untuk tetap setia membela Jerman sebagai bentuk rasa cinta terhadap tanah kelahirannya. 

Petenis yang memiliki kekuatan di backhand tersebut meraih karier tertingginya dengan menempati peringkat ke dua dunia pada 2002. Akan tetapi, kariernya terganggu oleh masalah cedera cukup parah yang menyebabkanmya harus absen selama kurang lebih 12 bulan. Atas musibah tersebut, dia sempat terdepak dari peringkat 10 besar dunia. 

Haas mengalami dua kali cedera yang mengharuskannya beristirahat cukup panjang. Dia harus kehilangan seluruh turnamen sepanjang musim 2003. Tak hanya itu, dia juga absen dari seluruh turnamen pada Februari 2010 sampai Juni 2011. Namun, ketika kembali ke lapangan, peringkatnya langsung menanjak hingga perempat final Paris Terbuka 2013.

"Jujur saja, saya lelah selalu berbicara tentang cedera itu. Lihat sekarang saya sudah baik-baik saja," kata petenis yang sudah memulai debutnya sejak usia lima tahun.  

Di grand slam, pencapaian terbaiknya yakni tiga kali semifinal pada Australia Terbuka (1999, 2002, 2007) dan satu kali semifinal di Wimbledon pada 2009 seusai mengalahkan Novak Djokovic untuk pertama kalinya. Tpai dia harus menghentikan langkahnya untuk sampai ke final setelah ditundukkan oleh Roger Federer.

Meski pun belum meraih gelar grand slam, namun Haas berhasil menorehkan prestasi lainnya dengan mengantongi 14 gelar juara pada sejumlah turnamen ATP di nomor single dan double, termasuk turnamen Masters. Dia juga mendapatkan medali perak pada Olimpiade Sidney 2000. Haas memiliki keahlian mampu beradaptasi dan bermain di tiga jenis lapangan yakni lapangan keras, tanah liat, dan rumput. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement