REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Prestasi bulu tangkis Indonesia meroket tajam dalam satu dekade terakhir, khususnya di sektor putri. Legenda bulu tangkis Indonesia, Taufik Hidayat berpendapat, minimnya regenerasi pebulu tangkis tunggal putri Indonesia karena perempuan-perempuan Indonesia memilih menjadi model ketimbang atlet.
"Di Indonesia, kebanyakan anak-anak wanita bermain bulu tangkis sampai di tingkat SMP. Seiring bertambahnya waktu dan memiliki postur badan tinggi, dia (wanita) lebih memilih menjadi model," ujar Taufik saat berbincang dengan ROL di sela-sela peluncuran MILO School Competition 2014 di Gedung Serba Guna Senayan, Jakarta, Rabu (29/1).
Peraih medali emas Olimpiade Athena 2004 itu berujar, sangat sedikit anak-anak yang bercita-cita menjadi atlet. Sebab, menurutnya banyak orang tua yang menilai atlet bukanlah profesi yang menjanjikan. Fenomena seperti ini tak hanya di dunia bulu tangkis, tapi juga di semua cabang olahraga.
"Bulu tangkis hanya sebagai hobi. Jadi, sekarang bagaimana caranya mengubah hobi menjadi keinginan untuk meraih prestasi. Dalam hal ini, pemerintah harus memberikan dukungan, terutama dari penyediaan fasilitas olahraga," ucapnya.
Pernyataan senada diungkapkan Kepala Bidang Pelatnas PBSI, Ricky Soebagdja. Menurutnya, pebulu tangkis junior putri baru menjadikan olahraga bulu tangkis sebagai hobi saja.
“Perlu kita ketahui, ketika seseorang ingin menjadi atlet bulu tangkis profesional, yang harus dilihat itu, apakah bulu tangkis tersebut hanya sebatas hobi, atau memang dia memiliki potensi di bidang bulu tangkis,” jelasnya.