REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Tak seperti biasanya, pagi itu sekitar pukul 08.00, Stanislas Wawrinka memilih untuk tidur. Hari itu, Senin (27/1) adalah hari kedua ia resmi menyandang gelar juara Australia Terbuka 2014.
Petenis asal Swiss itu tak mau melewatkan acara perayaan bersama keluarga dan kolega pada malam harinya. Pagi itu, Wawrinka masih belum bisa percaya dengan apa yang telah dilakukannya di Melbourne Park. Ia belum menyadari arti kemenangan atas Rafael Nadal sehari sebelumnya.
Saat menjalani sesi foto para juara Australia Terbuka 2014 di Sungai Yarr, ia baru buka suara. "Sekarang semua petenis sadar bahwa memenangi turnamen Grand Slam bukanlah sesuatu yang mustahil," kata dia seperti dilansir Daily Mail.
Pernyataan Wawrinka tersebut tidak berlebihan. Sejak 2006, turnamen grand slam hanya dikuasai oleh segelintir orang yang dijuluki 'Big Four'. Tiga anggota tetap kelompok elit tersebut adalah Nadal, Roger Federer dan Novak Djokovic. Hanya Juan Martin del Potro dan Andy Murray yang sempat mengganggu dominasi ketiganya.
Kemenangan Wawrinka atas Nadal pada partai puncak Australia Terbuka kali ini juga sukses merombak susunan ranking ATP. Meski mampu menembus semifinal, Federer terlempar ke ranking delapan dunia. Sedangkan Murray yang tumbang di babak perempat final, posisinya tergusur ke ranking enam dunia.
Ini adalah kali pertama para anggota 'Big Four' tercerai berai begitu jauhnya di papan klasemen dalam satu dekade terakhir. Sejumlah pengamat menilai kesuksesan Wawrinka akan mengubah tren sekaligus meruntuhkan mitos 'Big Four' di panggung tenis dunia.