REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Rafael Nadal agaknya bakal terpaksa menarik omongannya sendiri dalam waktu dekat. Petenis ranking satu dunia itu mendapat iming-iming bayaran selangit untuk tampil di ajang International Tennis Premier League (ITPL).
Laman the Telegraph melaporkan Nadal tengah dalam pembahasan final negosiasi bersama pencetus ITPL, Mahesh Bhupathi. Nadal disebut tertarik dengan tawaran Bhupathi yang siap membayar satu juta dolar AS per malam.
"Nadal akan mendapatkan satu juta dolar per malam untuk kontribusinya sebagai salah satu pemain utama dalam skema ITPL," demikian laporan the Telegraph tengah pekan ini.
ITPL yang diadaptasi dari kesukesan liga kriket di India tersebut terus mengundang polemik di kalangan pelaku industri tenis dunia. Turnamen yang diikuti lima klub dari lima negara tersebut digelar saat kalender tenis dunia telah selesai, yakni pada akhir November hingga akhir Desember.
Lima klub peserta berbasis di Bangkok, Kuala Lumpur, Mumbai, Singapura, dan Hong Kong. Bergabungnya Nadal dalam ITPL bakal menjadi kejutan terbesar. Petenis asal Spanyol itu selama ini terkenal paling vokal dalam mengkritik kalender tenis yang menurutnya terlalu padat.
"Harus ada perubahan. Kalender yang ada memaksa dan mewajibkan Anda untuk tampil dalam berbagai turnamen sepanjang tahun," ungkap Nadal pada 2009 lalu.
Sejauh ini, Bhupathi telah berhasil merekrut sejumlah nama besar. Pada nomor tunggal putra, Stanislas Wawrinka, Tomas Berdych, Richard Gasquet telah menyatakan keikutsertaannya. Sedangkan di tunggal putri, Victoria Azarenka, Caroline Wozniacki, dan Agnieszka Radwanska telah resmi bergabung.
Beberapa pemain yang masih memperimbangkan untuk bergabung adalah Novak Djokovic, Andy Murray, dan Serena Williams. Sedangkan Roger Federer dan Maria Sharapova menyatakan sama sekali tidak tertarik.
Selain soal waktu penyelenggaraan, format permainan ITPL juga lain dari biasanya. Permainan dibagi dalam lima set untuk lima nomor sekaligus, yakni tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri, dan tunggal 'legends'.
Tiap set juga dibuat lebih pendek dengan menerapkan tie-break pada skor 5-5. "Itu dibuat untuk kepentingan televisi. Jadi, permainan dirancang selesai dalam tiga hingga tiga setengah jam," papar CEO ITPL, Morgan Menahem.