REPUBLIKA.CO.ID, MADRID-- Andy Murray memperlihatkan kekuatan mental untuk menang 6-1, 1-6, 6-1 atas Nicolas Almagro pada Rabu, untuk membuat dirinya menjaga peluang menjuarai Madrid Terbuka. Unggulan ketujuh asal Skotlandia ini kembali bertanding di nomor tunggal setelah sempat vakum pada musim yang tidak konsisten, yang membuat dirinya mengalami penurunan peringkat.
Sebelumnya, Rafael Nadal menjaga peluang meraih gelar Madrid Terbuka dengan menaklukkan Juan Monaco 6-1, 6-0 untuk menemukan kembali sentuhannya di lapangan tanah liat, setelah secara mengejutkan tersingkir di dua turnamen terakhir yang diikutinya.
Petenis peringkat satu dunia ini tersingkir di perempat final Monte Carlo dan Barcelona pada bulan lalu, namun kualitas ekstranya terlihat saat ia menjalani pertandingan putaran kedua melawan petenis peringkat ke-56 dunia Almagro.
Murray mengawali penampilan dengan gemilang saat melawan Almagro, dengan dua break dari servenya pada perjalanannya memenangi set pertama. Ia menaklukkan petenis Spanyol itu dengan kekuatan dan kecepatannya di lapangan, namun set kedua sangat berbeda, di mana Almagro menemukan penampilan terbaiknya dan Murray harus mengakui keunggulan sang lawan.
Almagro, yang menyingkirkan Nadal di Barcelona Terbuka, terlihat telah mengisi tenaga namun set terakhir berlangsung lebih ketat, di mana Murray menemukan kembali konsistensinya untuk menang. "Ini adalah pertandingan berat, ia akan mengebom dengan setiap tembakan dan serve kerasnya. Ia menggulirkan bola ke bagian belakang lapangan," kata Murray kepada para pewarta.
Mengakui bahwa dirinya tidak mudah bermain di lapangan tanah liat. Ia mengakui kesulitan pada beberapa tahun terakhir. Secara fisik ini adalah pertanyaan mengenai terus menjalani pemulihan. Tujuannya adalah tetap bugar untuk prancis Terbuka dan beberapa pekan berikutnya sangat penting.
Nadal, yang mengincar gelar Madrid Terbuka keempatnya, membuka keunggulan 2-0 dan tidak pernah melihat ke belakang. Meski ia tidak berada dalam kemampuan terbaiknya, kekuatan dan akurasi pukulannya masih terlalu sulit diatasi petenis Argentina lawannya itu, di mana pertandingan berakhir dalam waktu 68 menit.
Petenis Spanyol itu siap menyongsong Prancis Terbuka di Roland Garros, di mana ia memiliki rekor dengan delapan gelar. Pada sembilan musim terakhir, ia memenangi setidaknya dua gelar kompetisi lapangan tanah liat Eropa menjelang Grand Slam Prancis, namun ia belum memenangi apapun di negaranya sendiri pada tahun ini, di mana satu-satunya kesuksesannya pada 2014 adalah di tanah liat merah di Rio pada Februari.
"Semua kemenangan berguna untuk meningkatkan rasa percaya diri Anda. Pada awalnya ini semakin sulit, saya bergerak dengan gugup. Kemudian setelah itu, saya bermain lebih baik daripada yang saya lakukan sebelumnya," ucap Nadal kepada para pewarta.
Ia sekarang akan berhadapan dengan Jarrko Nieminen, yang mengalahkan Igor Sijslin 6-3, 6-2, di perempat final. "Kami saling mengenal satu sama lain, kami telah banyak bertanding. Ia merupakan petarung dan (petenis) kidal, maka ini akan menjadi pertandingan berat," kaat Nadal mengenai petenis Finlandia berusia 57 tahun itu.