REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kontingen Indonesia pulang dengan tangan hampa dari ajang Piala Thomas & Uber 2014. Baik tim Thomas maupun tim Uber belum berhasil mencapai target yang ditentukan pada ajang supremasi bulu tangkis beregu tersebut.
Pada turnamen yang berlangsung di New Delhi, India, tersebut, tim Thomas yang ditargetkan meraih juara hanya mampu melangkah hingga semifinal. Sedangkan, tim Uber yang dipatok target empat besar langkahnya terhenti di perempat final.
"Pasti akan ada evaluiasi baik di tim putra maupun putri," kata Ketua Umum PP PBSI, Gita Wirjawan, seperti dilansir laman resmi Badminton Indonesia.
Gita hadir langsung di Siri Fort Indoor Stadium saat langkah Indonesia terhenti oleh Malaysia dengan skor 0-3. Pada laga tersebut, Dionysius Hayom Rumbaka seperti bermain dalam tekanan. Sedangkan, ganda putra Hendra Setiawan/Mohamad Ahsan kurang jeli mengantisipasi permainan pasangan baru Malaysia.
"Tapi, itu bukan alasan. Ke depannya kami harus lebih solid lagi," ujarnya.
Manajer tim Indonesia, Christian Hadinata, menilai kekuatan tim Thomas ada pada sektor ganda. Ia menyayangkan pasangan Hendra/Ahsan yang gagal di laga kedua meski sempat unggul dan tinggal selangkah lagi menyegel kemenangan.
"Tiap pertandingan pasti ada faktor luck dan unluck. Satu poin dapat mengubah sejarah," kata dia.
Christian mengakui Indonesia belakangan ini kurang kompetitif di turnamen beregu. Hal itu disebabkan kurang meratanya kekuatan di sektor tunggal dan ganda.
Di Piala Thomas, misalnya, Indonesia sangat bergantung pada Hendra/Ahsan. Akibatnya, jika ganda putra ranking satu dunia itu gagal tampil maksimal, seluruh tim ikut terkena dampaknya.
Sebagai langkah evaluasi, Christian mengatakan pihaknya akan berusaha melakukan pemerataan kualitas antara sektor tunggal dan ganda. Caranya, ia akan lebih fokus mencari pemain dengan tipe 'fighter' alias pekerja keras.
"Contohnya Firda (Adrianti Firdasari), kalau di pertandingan perorangan biasa-biasa saja. Tapi, kalau di beregu sangat luar biasa," paparnya.
Firda tak sempat bermain ketika tim Uber takluk di perempat final oleh India dengan skor 3-0. Pada laga pembuka, Lindaweni Fanetri dikalahkan Saina Nehwal. Bellaetrix Manuputy dan pasangan Greysia Poli/Nitya Krishinda Maheswari juga gagal mengalahkan lawannya pada dua laga berikutnya.