Rabu 08 Oct 2014 12:27 WIB

Rexy Mainaky: Sulit Pertahankan Tradisi Emas di Olimpiade

Rexy Mainaky (dua kanan) dan Ketua Umum PBSI, Gita Wirjawan, berbincang saat mengadakan pertemuan di Pelatnas Bulutangkis Cipayung, Jakarta Timur.
Foto: Republika/Prayogi
Rexy Mainaky (dua kanan) dan Ketua Umum PBSI, Gita Wirjawan, berbincang saat mengadakan pertemuan di Pelatnas Bulutangkis Cipayung, Jakarta Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Peraih medali emas Olimpiade Atlanta Rexy Mainaky mengatakan Indonesia telah masuk dalam masa sulit untuk mempertahankan tradisi meraih medali emas olimpiade karena sebagian besar atlet terlempar dari rangking dunia.

"Indonesia sebagai negara bulu tangkis kini tidak bisa lagi bicara emas untuk setiap perhelatan olimpiade, tapi untuk hanya sekadar medali (perak dan perunggu, red) masih ada peluang," kata Rexy di Jakarta, Rabu (8/10).

Ia mengemukakan kelemahan Indonesia terletak pada kualitas atlet. Sejumlah atlet yang produktif (20-30 tahun) terbilang tidak sebaik generasi sebelumnya. Menurutnya, hal ini juga dipengaruhi faktor eksternal yakni munculnya negara kekuatan baru bulu tangkis seperti Thailand, India, Spanyol, Jepang, dan Cina Taipei.

"Sulit untuk berharap pada generasi saat ini, tapi untuk pemain lapis ketiga yang saat ini sedang digodok di Pelatnas, justru sebaliknya. Jika benar-benar dibina, bisa jadi Indonesia akan sapu bersih emas pada Olimpiade 2020," kata dia.

Ia menambahkan PBSI harus melakukan terobosan dalam pembinaan dan pelatihan atlet sehingga mampu mengejar ketertinggalan dari Korea dan Cina. Pemerintah, PBSI, dan kalangan swasta juga harus bersinergi dalam mengembangkan industri olahraga sehingga muncul suatu liga profesional bulu tangkis yang dapat dijadikan sarana peningkatan kualitas atlet.

"Tidak bisa lagi berpikir, saya latihan begini jadi atlet muda juga harus begini. Zaman sudah berubah, mau tidak mau harus menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan industri olahraga," kata dia.

Prestasi bulu tangkis Indonesia semakin menurun dalam beberapa tahun terakhir meski tetap mempertahankan tradisi meraih medali emas olimpiade. Pada sektor tunggal putra hanya Tommy Sugiarto yang mampu menembus sepuluh besar rangking BWF dengan berada pada urutan ke-5.

Wakil Indonesia lainnya pada rangking BWF yakni pada nomor ganda putra melalui pasangan Hendra Setiawan/M Akhsan yang berada pada urutan kedua, dan nomor ganda putri atas nama Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari yang berada urutan ke-10.

Sementara, pasangan Tantowi Ahmad/Liliyana Natsir berada pada urutan ke-4 rangking BWF untuk nomor ganda campuran.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement