REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pemain bulu tangkis andalan Malaysia, Lee Chong Wei, takut tidak dapat meraih mimpinya menjadi juara dunia dan Olimpiade menyusul skors akibat gagal dalam tes doping.
"Jika saya diskors dalam waktu lama, itu akan berdampak pada kesempatan saya menjadi juara dunia pada 2015 dan juga meraih medali emas Olimpiade 2016," kata Lee dalam wawancaranya kepada New Straits Times.
Pebulutangkis peringkat pertama dunia itu mendapatkan hukuman sementara dan tidak dapat mengikuti kompetisi setelah tes doping menunjukkan hasil positif kandungan deksametason dan berujung pada penundaan keikutsertaan Lee dalam pertandingan selama dua tahun.
"Hal yang selalu menjadi mimpi saya adalah memenangkan kedua kejuaraan itu. Itu juga menjadi alasan saya terjun dalam bidang olahraga," kata pebulutangkis berusia 36 tahun itu.
Meski telah meraih peringkat lima dunia bulu tangkis selama bertahun-tahun dan masuk dalam partai final Olimpiade, Lee tidak pernah memenangkan kedua kejuaraan bergengsi dunia itu.
Federasi Bulu Tangkis Dunia (Badminton World Federation/BWF), Selasa, memutuskan Lee dihukum penundaan keikutsertaan pertandingan karena melanggar aturan anti-doping. Sementara, sebuah panel mempertimbangkan apakah Lee telah melakukan pelanggaran itu.
Hasil uji anti-doping terhadap sampel urin Lee pada Kejuaraan Dunia BWF Agustus di Copenhagen menunjukkan positif.
Lee mengatakan peralihan kejadian-kejadian yang dialaminya seperti sebuah 'mimpi buruk' seraya menambahkan tidak ada cara lain bagi dia dapat mengkonsumsi obat di luar naungan Institut Olahraga Nasional Malaysia.
"Saya telah menjadi pemain nasional di bawah Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) selama 15 tahun dan saya sangat khusus terkait cedera. Saya selalu berkonsultasi dengan Institut Olahraga Nasional untuk nasehat," katanya.
Lee mengatakan tidak dapat mempercayai apa yang terjadi dengan dirinya dan selalu kembali ke pertandingan tanpa gagal meski sering kalah. "Tidak mungkin saya bisa mendapatkan deksametason ke tubuh saya sendiri," kata Lee.