Rabu 03 Dec 2014 17:03 WIB

Tak Terkalahkan, Indonesia Kukuh di Puncak Klasemen

Rep: c10/ Red: Bilal Ramadhan
Tim Indonesia Garuda berfoto bersama usai menjuarai Axiata Cup 2012.
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Tim Indonesia Garuda berfoto bersama usai menjuarai Axiata Cup 2012.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Tim bulu tangkis Indonesia yang komposisinya berisi para pemain muda berhasil mengalahkan Thailand 3-1 di Axiata Cup 2014 yang berlangsung di Britama Arena Mahaka Square, Kelapa Gading Jakarta, Rabu, (3/12). Kemenangan yang diraih menjadikan Indonesia juara grup Axiata Cup 2014 dengan memperoleh 24 poin.

Pelatih tim bulutangkis Indonesia, Aryono Miranat mengatakan, secara keseluruhan ia cukup puas Indonesia menjadi juara grup. Tapi menurutnya, ia dan anak asuhnya harus tetap fokus dan waspada. "Ini baru awal saja, nanti pertandingan yang sesungguhnya di Kuala Lumpur,"  ujar Aryono kepada Republika, Rabu, (3/13).

Padahal, tim Indonesia menurunkan pemain muda di pertandingan ini. Aryono pun menegaskan, ia sengaja menurunkan pemain muda untuk memberi pengalaman. Ia melihat para pemain muda yang diturunkan bisa menjalankan tugasnya dengan baik.

Pada setiap game pertama, para pemain muda Indonesia tampak kaku. Tapi selanjutnya mereka pun bermain penuh semangat dan tampil baik. Dengan tampilnya mereka, tim bulutangkis Indonesia dipenuhi semangat dan tenaga baru. Hal tersebut pun diakui pelatih tim bulutangkis Thailand, Udom Luangphetcharaporn.

"Pemain muda Indonesia lebih berenergi, mereka kuat dan mengejutkan," ujar Udom.

Pada pertandingan melawan Thailand pebulutangkis tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting kalahkan Boonsak Ponsana 9-21, 21-10 dan 21-10. Pasangan ganda putra Wahyu Pankaryanira/ Ade Yusup berhasil raih kemenangan 22-20 dan 21-15 atas pasangan Patiphat Chalardchaleam/ Wannawat Ampunsuwan. Pada pasangan ganda campuran, Riky Widianto/ Richi Puspita Dili menang 21-18 dan 21-14.

Sementara, pebulutangkis tunggal putri Indonesia, Hana Ramadhini kalah 9-21 dan 22-24 dari Ratchanok Intanon. Ia mengaku, pada game pertama ia masih beradaptasi dengan court dan gaya permainan lawan.

"Pada game kedua saya sudah bisa memahami gaya permainan lawan, tapi perbedaan poinnya sangat tipis kemudian tersusul dan saya tak bisa menyusulnya kembali," ujar Hana.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement