REPUBLIKA.CO.ID, CILEGON -- Legenda bulu tangkis Indonesia, Liem Swie King mengaku siap turun gunung untuk membantu mengangkat kembali prestasi perbulu tangkisan nasional. Menurutnya, pembinaan bulu tangkis usia muda masih perlu ditingkatkan.
"Memang ada keinginan untuk membantu. Membantu tidak hanya menjadi pelatih, tapi membantu dengan saran," kata Liem Swie King di sela Djarum Badminton All Stars 2015, di GOR ASA Cilegon, Banten, Sabtu (14/3).
Meski berniat turun gunung dengan kembali berpartisipasi dalam pembinaan bulu tangkis Indonesia, Liem Swie King mengaku belum dapat memastikan kapan waktu yang benar-benar tepat.
"Untuk masalah waktu pasti ada, tapi kalau masuk ke pengurusan harus saya pertimbangkan baik-baik," katanya.
Juara All England 1978, 1979 dan 1981 meski tidak memantau secara penuh perkembangan perbulutangkisan Indonesia, namun ia mengaku tetap mendapatkan info dari beberapa mantan pemain termasuk dari Christian Hadinata. Namun, Liem Swie King baru menyadari jika pemain tunggal putra Indonesia telah 21 tahun tidak merasakan juara pada salah satu kejuaraan paling bergengsi di dunia, yaitu All England.
"Tidak sepantasnya seperti itu. Dulu kita sangat mendominasi. Saat ini pasti ada yang salah sehingga perkembangan pemain terutama tunggal putra kurang maksimal," katanya.
Liem Swie King menjelaskan kurang maksimalnya performa pemain, memang disebabkan banyak faktor, mulai dari atletnya sendiri karena kurang motivasi.
"Hingga kurangnya faktor pendukung," kata dia.
Keberadaan pemain tunggal Indonesia memang terus mendapatkan sorotan karena prestasinya belum maksimal. Saat ini hanya Tommy Sugiarto yang berada di papan atas rangking BWF. Untuk pemain lainnya saat ini baru berjuang termasuk pemain muda.\
Pemain tunggal muda yang saat ini digembleng di pemusatan latihan nasional Cipayung diantaranya Jonatan Christie, Ihsan Maulana, Antony Sinisuka Ginting, dan Firman Abdul Kholik.