Ahad 12 Jul 2015 04:40 WIB

Hingis dan Mirza Juara Ganda Putri Wimbledon

Red: M Akbar
Martina Hingis (L) of Switzerland and Sania Mirza of India celebrate with their trophies after winning against Ekaterina Makarova and Elena Vesnina of Russia during their Women's doubles final match for the Wimbledon Championships at the All England Lawn T
Foto: EPA/FACUNDO ARRIZABALAGA
Martina Hingis (L) of Switzerland and Sania Mirza of India celebrate with their trophies after winning against Ekaterina Makarova and Elena Vesnina of Russia during their Women's doubles final match for the Wimbledon Championships at the All England Lawn T

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Martina Hingis dan rekannya Sania Mirza mampu bangkit untuk memenangi gelar ganda putri Wimbledon di bawah sorotan lampu Lapangan Tengah pada Sabtu (11/7) waktu setempat.

Mantan Miss Swiss berusia 34 tahun itu, yang memenangi kategori tunggal putri pada 1997 dan kembali ke kategori ganda dengan kesuksesan besar setelah kembali dari masa pensiun, menahan servenya untuk mengunci kemenangan 5-7, 7-6 (4), 7-5 atas pasangan Rusia Ekaterina Makarova dan Elena Vesnina.

Pertandingan itu harus dihentikan pada kedudukan 5-5 di set ketiga untuk menutup atap ketika langit semakin gelap di All England Club.

Mirza memainkan final kategori ganda pertamanya di Wimbledon sedangkan mantan petenis peringkat satu dunia Hingis mengangkat trofi dengan Helena Sukova pada 1996 dan Jana Novotna pada 1998.

Sebelumnya, pasangan Belanda/Romania Jean-Julien Rojer dan Horia Tecau memenangi kategori ganda putra dengan mengalahkan kakak kandung Andy Murray, Jamie, dan John Peers asal Australia dengan skor 7-6 (5), 6-4, 6-4.

Rojer dan Tecau, unggulan keempat, memainkan final Grand Slam perdana mereka sebagai pasangan. Tecau terhindar dari menjadi petenis kedua di era profesional yang kalah pada empat penampilannya di final Wimbledon, setelah petenis AS Stan Smith. Tecau menjadi runner up pada 2010, 2011, dan 2012.

"Saya sangat gembira," kata Tecau. "Sangat emosional untuk kalah di final-final itu karena ini merupakan salah satu turnamen favorit saya. Saya menang di sini sebanyak dua kali sebagai (petenis) junior. Saya ingin kembali dan memenanginya sebagai profesional.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement