REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia berkesempatan menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis untuk ketiga kalinya setelah 1980 dan 1989. Event akbar ini akan digelar di Istora Jakarta pada 10-16 Agustus ini.
Kepala Sub Bidang Hubungan Internasional PP PBSI Bambang Roedyanto menyatakan event bakal digelar dengan warna berbeda dibandingkan BWF World Championship 2015 lalu di Kopenhagen, Denmark.
"Kita akan beri warna baru, semisal perihal akan ada penghargaan pemain favorit bagi tiga pemain luar dan tiga pemain lokal. Selain itu, masalah konsep ruangan acara, di Kopenhagen cenderung fokus di luar ruangan, di sini nanti lebih meriah dalam stadion, dan sebagainya" kata Bambang di Museum Bank Indonesia, Jakarta Utara, Selasa (28/7).
Bambang menambahkan, kesempatan Indonesia menjadi tuan rumah akan dimanfaatkan PBSI semaksimal mungkin. Dia mengakui hal itu menjadi tantangan tersendiri, mengingat pamor Indonesia sebagai penyelenggara event internasional sudah cukup baik di mata dunia.
"Yang jelas kita harus lebih baik tahun ini, karena akan lebih banyak penonton asing yang juga datang, dengan segala limitasi yang kita dapat karena ini event tiga miliar, kita akan bekerja semaksimal mungkin," jelasnya.
Sementara Ketua Panitia Anton Subowo berharap dengan digelarnya kejuaraan ini dapat menjadikan olahraga bulu tangkis kembali menjadi bagian kebanggan dari Tanah Air. Selain bertujuan agar membangkitkan kembali sejarah dan semangat anak muda Indonesia, event ini juga diharapkan dapat menelurkan kebijakan-kebijakan positif khususnya di ranah olahraga badminton.