Senin 10 Aug 2015 17:05 WIB
BWF World Championships 2015

Misi Mulia Pebulu Tangkis Tertua di Kejuaraan Dunia

Pasangan ganda putra AS, Mathew Fogarty (kiri)/Bjorn Seguin (kanan) di babak pertama Total BWF World Championship 2015
Foto: PBSI
Pasangan ganda putra AS, Mathew Fogarty (kiri)/Bjorn Seguin (kanan) di babak pertama Total BWF World Championship 2015

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mathew Fogarty boleh saja menjadi pemain bulu tangkis tertua yang turun di Total BWF World Championship 2015 yang digelar di Istora Senayan Jakarta pada 10-16 Agustus 2015 ini. Dengan usianya yang sudah 58 tahun, mungkin saja tidak dapat bersaing dengan darah-darah muda dari berbagai negara.

Di babak pertama, Mathew yang berpasangan dengan Bjorn Seguin (25 tahun), harus berhadapan dengan pasangan Indonesia berperingkat 22 dunia, Hendra Aprida Gunawan/Andrei Adistia. Pertandingan pun berlangsung singkat selama 29 menit dan dimenangkan Hendra/Adistia dengan 21-18 dan 21-8.

Usia Mathew tidak dapat membohongi staminanya yang terkuras di gim pertama. Pada gim kedua, Mathew beberapa kali meminta istirahat dan mencuri nafas di sela-sela pertandingan. Beberapa kesalahan sendiri juga kerap dilakukan Mathew yang membuatnya kalah telak di gim kedua.

Penonton yang menyaksikan pun, tak hanya mendukung pasangan tuan rumah, tetapi juga ikut mendukung aksi Mathew di lapangan. Saat Mathew melakukan smes atau serobotan di depan net yang menghasilkan poin, penonton pun ikut bertepuk tangan.

Saat pertandingan usai, Mathew menyempatkan diri untuk melambaikan tangan kepada para penonton di Istora Senayan sebagai ucapan terima kasihnya. Para penonton membalasnya dengan memberikan tepuk tangan yang riuh untuk mengiringi Mathew ke luar lapangan.

"Saya pikir bulu tangkis adalah olahraga terbaik di dunia. Saya seorang dokter dan sempat berhenti untuk melanjutkan sekolah kedokteran untuk mengembangkan kemampuan saya. Dan saya kembali untuk menunjukkan bahwa inilah olahraga paling sehat dan olahraga individu terbaik di dunia," kata Mathew yang ditemui para wartawan usai pertandingan.

Ia sengaja mempersiapkan dan menjaga kebugarannya menjelang Kejuaraan Dunia ketujuh yang diikutinya ini. Dan ia berpasangan dengan pemain semuda Bjorn untuk mewujudkan mimpinya untuk kembali ke dunia bulu tangkis yang dicintainya ini.

"Saya tidak bisa mewujudkannya tanpa Bjorn. Dia pemain muda yang berbakat dan itu alasan saya ingin tetap bermain," ujarnya.

Untuk menjaga kebugarannya, ia tetap berlatih enam hari dalam sepekan setelah bekerja selama 48 jam dalam satu pekan. Saat ditanya mengenai mimpinya di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 mendatang, ia sempat tertawa.

"Kami tetap berharap. Saya dan pasangan saya mengikuti the PAN Am Games (turnamen bulu tangkis di benua Amerika). Saya saya kira masih da kesempatan jika kita melanjutkan bermain dan punya nasib baik," selorohnya.

Sementara itu, Bjorn mengungkapkan kekagumannya terhadap semangat yang dimiliki Mathew. Saat bertanding, Mathew memiliki permainan yang baik melawan pasangan Indonesia. Pada gim pertama, bahkan ia dan Mathew mampu menempel ketat perolehan poin pasangan Indonesia.

Sayangnya di gim kedua, ia dan Mathew tidak mampu mempertahankan strateginya seperti di gim pertama. Apalagi di gim kedua, ia dan Mathew tertinggal hingga 11 poin dan sudah sulit untuk membalikkan keadaan.

"Jika kita unggul sedikit di gim kedua, mungkin poinnya akan dekat lagi. Secara keseluruhan kita bermain sangat baik dan ini sangat menyenangkan," tutur Bjorn.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement