REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak ada yang menduga Juara Dunia 2014 di sektor tunggal putri asal Spanyol, Carolina Marin memulai bergelut di cabang olahraga bulu tangkis dari sebuah keisengan. Bahkan dulu ia sempat menganggap bulu tangkis merupakan sebuah olahraga yang aneh.
Kecintaannya terhadap bulu tangkis berawal saat Caro, begitu ia kerap disapa, melihat salah satu sahabatnya bermain bulu tangkis. Padahal saat kecil, Caro bergelut di tarian flamengo yang merupakan tarian terkenal di negaranya.
Saat berusia delapan tahun, Caro mulai belajar bermain bulu tangkis karena salah satu sahabatnya bermain bulu tangkis di lapangan dekat rumahnya. "Saya menyukainya karena itu dulu olahraga yang aneh, tidak umum di Spanyol," tuturnya.
Karena alasan iseng itulah, ia pun mencoba melanjutkan bermain bulu tangkis dan kemudian malah menyukainya. Saat berusia 14 tahun, ia pun pergi ke pusat pelatihan di negaranya dan mulai berlatih bulu tangkis secara serius.
Di Total BWF World Championship tahun ini, ia kembali sebagai juara bertahan dan tidak mudah baginya. Apalagi ia sudah tidak bermain di turnamen selama dua bulan sejak Indonesia Open 2015. Ia lolos ke babak ketiga Total BWF World Championship 2015 dengan susah payah.
Ia dipaksa bermain tiga gim melawan pemain non-unggulan asal Malaysia, Tee Jing Yi dengan 19-21, 21-14 dan 21-13. Padahal di babak pertama, ia meraih bye sehingga otomatis melangkah ke babak kedua dengan lebih bugar daripada lawannya.
Menurutnya ia masih tegang dan hanya coba mengontrol bola di lapangan karena angin dan berupaya tidak melakukan kesalahan sendiri. Target untuk mempertahankan gelar juga tidak ia pikirkan. Ia hanya berusaha untuk tetap fokus menghadapi setiap pertandingan.
"Saya suka dengan suasana di sini (Istora Senayan) karena saya mencintai Indonesia dan sata tahu ada banyak pendukung saya di sini dan mereka ingin mendukung saya dan saya sangat mengharga semua pendukung saya dari Indonesia yang mendukung saya selama pertandingan," ucap pemain peringkat satu dunia ini.