REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kartu merah pertama di turnamen Total BWF World Championship 2015 keluar di babak kedua pada Rabu (12/8). Kartu merah ini dikeluarkan wasit lapangan untuk pasangan Indonesia Hendra Aprida Gunawan/Andrei Adistia saat melawan pasangan unggulan 15 dari Denmark Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen.
Sejak awal gim pertama, pertandingan dua pasangan ini sudah memanas. Kedua pasangan melancarkan serangan-serangan tajam ke arah lawan. Saling mencuri angka pun terjadi dari 2-2, 4-4 dan 7-7. Namun Kim/Anders lebih dapat menguasai permainan dan perolehan angka. Kim/Anders unggul 7-11 di paruh gim pertama.
Usai jeda, Hendra/Andrei berupaya memperkecil ketertinggalan angka. Namun jarak perolehan poin yang cukup jauh, Hendra/Andrei tak mampu mengejarnya. Kim/Anders mencuri gim pertama dengan 17-21.
Pada gim kedua, Hendra/Andrei lebih taktis dalam melancarkan serangan. Dengan dukungan dari para penonton yang bergemuruh di dalam Istora Senayan membuat semangat Hendra/Andrei terus berkobar.
Hendra/Andrei unggul dari 9-4 dan 11-7 di paruh gim kedua. Saat kedudukan 12-9 dengan bola di tangan Kim Astrup, Hendra yang menerima bola memperlama penerimaan servis. Kim melancarkan protes kepada wasit. Kartu merah pun langsung dikeluarkan dari saku wasit untuk Hendra.
Kartu merah ini berbuah penambahan satu poin untuk pasangan Denmark. Kedudukan pun menjadi 12-10. Baik Hendra maupun Andrei memprotes pemberian kartu merah tersebut, namun tidak ditanggapi wasit. Pertandingan tetap dilanjutkan dengan bola Kim yang akan diberikan kepada Andrei.
Kejadian ini tampaknya mengganggu konsentrasi Hendra/Andrei. Keunggulan angka sejak awal gim pun dapat disamakan saat kedudukan 16-16 dan 17-17. Kim/Anders mampu meraih empat angka beruntun dan menutup kemenangan menjadi 17-21.
Andrei yang ditemui usai pertandingan mengakui pemberian kartu merah dari wasit mengganggu konsentrasi dalam bermain. "Itu di gim kedua, nggak tahu alasannya kenapa. Pas fokus-fokusnya main, terganggu sama kartu merah," kata Andrei.
Ia menyesali kekalahannya ini. Pasalnya ia sangat ingin bertemu unggulan lima dari Cina, Zhang Nan/Fu Haifeng di babak ketiga. "Padahal mau ketemu Zhang Nan/Fu Haifeng, tapi sudah kalah sekarang," sesal Andrei.
Di Kejuaraan Dunia tahun ini, ia berharap pada dua pasangan Indonesia yaitu Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi agar dapat melaju ke babak-babak berikutnya. Dan bahkan dapat meraih gelar juara dunia.
"Semoga Hendra/Ahsan dan Angga/Ricky ada yang bisa juara di Jakarta. Pengennya ganda putra ada yang juara, mumpung lagi di Jakarta," harap pemain yang akrap disapa Bule ini.
Dalam cabang olahraga bulutangkis memang dikenal ada tiga kartu yang dipegang wasit sebagai hukuman untuk pemain yaitu kartu kuning, merah dan hitam. Kartu kuning diberikan berfungsi sebagai peringatan.
Sedangkan kartu merah diberikan jika wasit menganggap pelanggaran yang dilakukan pemain sudah tidak bisa ditoleransi lagi. Biasanya wasit akan menghukumnya dengan berpindah sevis dan menambah poin untuk lawan. Kartu merah ini pernah diterima Greysia Polii saat berpasangan dengan Meiliana Jauhari di babak pertama Indonesia Open 2011.
Sedangkan kartu hitam diberikan wasit untuk pemain dan langsung dikeluarkan dari lapangan atau didiskualifikasi. Pasangan Thailand, Bodin Issara/Pakkawat Vilailak pernah diberikan kartu hitam dan diusir dari lapangan akibat insiden pemukulan antar sesama pasangan Thailand di babak final Kanada Open 2013.