Ahad 16 Aug 2015 17:45 WIB
BWF World Championship

Dukungan Suporter Bantu Carolina Marin Pertahankan Gelar

Pebulu tangkis tunggal putri tim Eropa asal Spanyol, Carolina Marin mengembalikan kok kearah lawan pebulu tangkis putri Singapura, Xing Aiying dalam pertandingan pertama penyisihan kejuaraan bulu tangkis antarnegara
Foto: Antara/M Risyal Hidayat.
Pebulu tangkis tunggal putri tim Eropa asal Spanyol, Carolina Marin mengembalikan kok kearah lawan pebulu tangkis putri Singapura, Xing Aiying dalam pertandingan pertama penyisihan kejuaraan bulu tangkis antarnegara "Axiata Cup 2013" di DBL Arena, Surabaya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dukungan suporter Indonesia kepada pebulu tangkis tunggal putri Spanyol, Carolina Marin, membantu atlet 22 tahun itu mempertahankan gelar juara dunianya.

Marin berhasil mengukuhkan diri sebagai juara dunia tunggal putri selama dua tahun berturut-turut setelah mengalahkan rivalnya dari India, Saina Nehwal dalam laga final dengan skor 21-16, 21-19 dalam waktu 59 menit.

"Hari ini saya merasa seperti di rumah karena saya memiliki seluruh suporter yang mendukung saya, berkali-kali mereka menyemangati dengan mengatakan 'Marin Marin' dan saya sangat menghargai itu," ujar Marin kepada media di Stadion Istora Senayan, Jakarta, Ahad (16/8).

Dukungan suporter yang disebutnya sebagai "Indonesian fans" itu telah memberikan sebuah semangat serta keyakinan diri bahwa dirinya dapat mengalahkan Saina. Tidak terlalu berpikir menang atau kalah, juara European Championships 2014 di Kazan, Rusia, itu mengaku hanya fokus mencetak setiap poin, terus berjuang, jangan sampai membuat kesalahan sendiri, dan terus membuat serangan-serangan yang mengarah ke dalam garis lapangan lawan.

"Ketika saya memasuki lapangan hari ini, saya hanya berpikir untuk menikmati pertandingan dan menikmati keramaian karena ini adalah pertandingan terakhir dan saya harus melakukan yang terbaik," katanya.

Dibandingkan final tahun lalu di Copenhagen, Denmark, dimana dirinya merebut gelar juara dunia pertamanya, Marin merasa kemenangan keduanya ini lebih spesial mengingat dirinya sempat mengalami cedera kaki kanan satu bulan sebelum pelaksanaan turnamen.

"Tadinya saya dan tim berpikir saya tidak bisa bermain dalam turnamen ini. Dua minggu sebelum turnamen dimulai saya kembali berlatih di lapangan dan ketika kami ke sini kami hanya berpikir untuk menikmati turnamen ini saja tanpa ada target tertentu," ujarnya.

Dua kali menjadi juara dunia rupanya tidak membuat Marin merasa mendominasi kategori tunggal putri. "Saya tidak tahu apakah saya mendominasi kategori tunggal putri atau tidak. Saya tidak bisa terus menerus menang, saya mungkin suatu hari akan kalah. Saya hanya harus fokus pada apa yang harus saya lakukan di lapangan," kata dia.

Sementara itu, Saina Nehwal yang merupakan unggulan kedua dalam Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2015 pun mengakui keunggulan Marin. "Dia menyerang lebih agresif pada game kedua, saya mencoba lebih mengontrol dengan permainan reli, tapi dia menyerang lebih cepat. Ya itu kesalahan saya," tuturnya.

Pebulu tangkis yang meraih perunggu pada Olimpiade 2012 di London, Inggris itu mengaku sempat khawatir karena baru pertama kalinya mencapai final kejuaraan dunia dan langsung berhadapan dengan Marin yang merupakan juara tahun lalu.

"Bermain di final itu lebih pada pertarungan mental daripada fisik, tapi saya harus tetap bertanding dan memberikan yang terbaik," ujar Saina yang dalam kejuaraan dunia tahun ini berhasil menyabet medali perak.

Berada di bawah Spanyol dan India, tahun ini Indonesia harus puas dengan medali perunggu yang diperoleh oleh pebulu tangkis tunggal putri Linda Wenifanetri yang pada babak semifinal dikalahkan oleh Saina dengan skor 17-21, 17-21 selama 55 menit pertandingan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement