REPUBLIKA.CO.ID, Ketika mengetahui dirinya mengidap penyakit kanker, petenis Victoria Duval menanamkan tekad bahwa dirinya harus menang. Di usianya yang baru 18 tahun, Duval didiagnosis limfoma hodgkin, penyakit kanker yang menyerang sistem limpa. Berita duka itu ia terima sehari sebelum pertandingan kualifikasi pertama di Wimbledon 2014. Meskipun demikian, pemain asal Amerika Serikat ini pada akhirnya tetap bermain tenis.
"Saya benar-benar tidak melihat jalan keluar lain saat itu, selain mencoba untuk memenangkan setiap pertandingan untuk menghindari pulang ke rumah. Saya tidak mau menghadapi kenyataan yang terjadi," kata Duval, seperti dilansir dari the New York Times, awal pekan ini.
Kabar yang diterima Duval membuatnya sangat terpukul sehingga ia enggan pulang ke rumah. Ia berupaya melupakan penyakit yang diidap tubuhnya dan berupaya memenangkan pertandingan. Wanita kelahiran tahun 1995 ini mengambil tiga pertandingan yang dibutuhkan untuk lolos ke babak utama turnamen Wimbledon. Itu merupakan pertandingan pertamanya dalam turnamen tersebut.
Akan tetapi, bayangan akan masa depan yang suram menghantuinya saat ia berada di ruang ganti dan menunggu putaran kedua turnamen. Membayangkan kemoterapi, Duval pun menangis histeris. Ketika ia muncul di lapangan, tangisnya pecah pada sepanjang pertandingan.
Ranking duval melonjak ke puncak angka 100 untuk pertama kalinya setelah penampilannya di Wimbledon. Saat itu, ia memulai pengobatan kemoterapi. Duval dan keluarga belajar dari krisis sebelunya, di mana ayahnya Jean Maurice nyaris tewas dalam gempa bumi di Haiti pada 2010 lalu.
Setelah 11 hari terjebak dalam reruntuhan, ayahnya selamat meski salah satu lengannya lumpuh. Kejadian itu mendorong dirinya untuk memanfaatkan setiap momen yang tersisa dalam hidupnya.
Dua pekan lalu, atau tepat 13 bulan sejak Duval dinyatakan bebas kanker, ia memainkan pertandingan untuk pertama kalinya pada pada sebuah turnamen kecil di Landisville. Selanjutnya, ia juga akan bertanding di babak kualifikasi Western and Southern Open di Cincinnati. Tetapi, ia belum menerima kabar mengenai AS Terbuka, tiket pertandingan yang ia harapkan.
Terakhir kali ia bermain di Flushing Meadows pada 2013 lalu, dia mengejutkan mantan juara Samantha Stosur dan berhasil memenangkan pertandingan. "AS Terbuka adalah turnamen yang paling dekat di hati. Di situlah kenangan terbesar saya di tenis, jadi saya tidak sabar untuk melakoni pertandingan di sana lagi," ungkap petenis kelahiran Miami, Florida, tersebut.